OTODRIVER - Berdasarkan survei potensi pergerakan masyarakat selama Lebaran 2024 oleh Kementerian Perhubungan, diperkirakan puncak hari mudik berdasarkan pilihan masyarakat adalah H-2 atau Senin, 8 April 2024 (dimulainya cuti bersama) dengan potensi pergerakan 26,6 juta orang (13,7 persen).
Sementara perkiraan puncak hari balik adalah H+3, yakni Minggu, 14 April 2024 dengan potensi pergerakan 41 juta orang (21,2 persen).
Lima moda transportasi terbanyak yang menjadi pilihan masyarakat perjalan libur Lebaran yaitu; kereta api-20,3 persen (39,3 juta orang), bus-19,4 persen (37,5 juta orang), mobil pribadi-18,3 persen (35,4 juta orang), sepeda motor-16,1 persen (31,1 juta orang), dan mobil sewaan-6,0 persen (11,6 juta orang).
Melihat gambaran kondisi tersebut, Vice President Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso, seperti dikutip dari Antara, menyoroti adanya pergeseran kebutuhan konsumsi harian bahan bakar minyak (BBM), yang biasanya tertinggi di Jabodetabek, akan beralih ke Jawa Barat hingga Jawa Timur selama arus mudik.
Selain itu, tingginya pilihan masyarakat untuk mudik menggunakan jalur darat juga menunjukkan pentingnya peran Pertamina dalam menjamin ketersediaan BBM untuk memastikan kelancaran mobilisasi masyarakat.
Oleh karena itu, guna memenuhi kebutuhan energi masyarakat selama masa Lebaran, Pertamina meluncurkan Satuan Tugas Ramadan dan Idulfitri (RAFI) pada 25 Maret 2024.
Selama masa Satgas RAFI 2024 yang akan berlangsung hingga 21 April 2024, Pertamina membagi lokasi yang menjadi perhatian menjadi empat area, meliputi lokasi wisata, jalur lintas utama, daerah terpencil, serta daerah rawan bencana, dengan total lokasi yang menjadi perhatian utama sebanyak 33 titik.
Terkait dengan daerah rawan bencana ini, kata Fadjar, menjadi perhatian Pertamina karena BMKG memprediksi cuaca ekstrem yang dapat terjadi pada masa Lebaran. Daerah rawan bencana tersebut seperti; Gunung Api Semeru di Lumajang (Jawa Timur), Gunung Api Ile Lewotolok di Lembata (Nusa Tenggara Timur), Gunung Api Merapi di DIY dan Jawa Tengah, Gunung Api Sinabung di Sumatera Utara, Gunung Api Karangetang di Sulawesi Utara, serta wilayah Semarang (Jawa Tengah).
Disiapkan lebih dari 7 ribu SPBU, utamakan transaksi nontunai
Terkait layanan energi, Pertamina menyiagakan lebih dari 7.400 SPBU, 723 SPBE, 61 Kiosk Pertamina Siaga, 54 Motorist, 281 Pertamina Delivery Service, 200 mobil tangki Standby, 30 terminal LPG, 6 Serambi Pertamina, dan lain-lain.
Fadjar mengatakan lagi bahwa layanan motoris merupakan salah satu yang menarik. Sebab, Pertamina memperuntukkan layanan tersebut kepada masyarakat yang kehabisan bensin saat terjebak macet dalam perjalanan mudik. Caranya mudah, yakni dengan menghubungi call center Pertamina 135 dan minta dikirimkan BBM.
Dalam mengantarkan kebutuhan BBM tersebut, kata Fadjar, motoris akan masuk lewat tol dan dikawal oleh polisi. Hal ini memungkinkan karena Pertamina telah berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan dan Polri.
Pertamina juga membuat himbauan kepada masyarakat untuk melakukan pembayaran dengan transaksi nontunai di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) ketika melakukan perjalanan mudik untuk mencegah antrean panjang dan menjaga keamanan petugas.
Metode nontunai, dapat menurunkan durasi transaksi tiap konsumen, sehingga antrean untuk membeli BBM tidak akan begitu panjang. Mengacu dari pengalaman 2023, sekitar 95 persen dari transaksi pembelian BBM di SPBU masih menggunakan uang tunai.
Adapun kesiapan Pertamina dalam pembayaran nontunai, yakni aplikasi MyPertamina yang dapat digunakan untuk pembayaran BBM. Pertamina juga menerima pembayaran yang menggunakan kartu debit maupun QRIS. (EW)