OTODRIVER - Dari laman chinadaily.com, mobil listrik yang terjual di seluruh dunia tahun 2023 sebanyak 13,6 juta unit. Tahun ini pertumbuhannya diperkirakan sekitar 25-30 persen. Besaran tersebut merupakan 15,8 persen dari penjualan mobil baru secara global.
Sementara itu, mobil listrik merek Tiongkok produksinya 9,58 juta unit, penjualannya ada di angka 9,49 juta unit. Namun di laman media terkemuka Cina, Xinhua (10/4), besaran produksi mobil asal Cina disebutkan overcapacity.
Penjualan mobil listrik merek Cina yang mendominasi 60 persen penjualan mobil listrik global, beradarkan data produksi dan penjualan di atas, ternyata dianggap ‘kurang menggembirakan’. Karena ‘margin’ di antara kedua pencapaian itu jumlahnya kurang dari 100 ribu unit. Dari situlah ditengarai ada kelebihan pasokan.
Adanya potensi ketimpangan itu ditepis oleh Kong Dongmin, pakar ekonomi Universitas Huazhong. “Angka produksi dan penjualan itu sebenarnya tidak terlalu timpang, masih mengindikasikan adanya permintaan dan potensi pasar mobil listrik di Cina,” ungkapnya.
Sejurus kemudian diterangkan bahwa kunci dari tingginya minat atas mobil merek Cina karena dua hal utama. Pertama soal harga yang kompetitif, kemudian perihal desain yang secara keseluruhan yang menarik.
Hal itu masih didukung potensi biaya produksi di Cina yang terbilang rendah. Belum lagi, umumnya pabrikan mobil listrik Cina terbukti telah lama melakukan riset mendalam soal teknologi maupun desain mobil listrik itu sendiri.
Kekuatan dalam hal teknologi yang dilengkapi keunggulan harga yang kompetitif itu juga diyakini banyak pihak di internal pabrikan mobil listrik asal Tiongkok menjadi kunci dominasi produk mereka. Bukan karena soal ‘dumping’ sebagaimana yang banyak dituduhkan pihak di negara-negara Barat. (EW)