OTODRIVER- BAIC merupakan pemain baru di pasar Indonesia, tetapi pabrikan sebenarnya di negeri asalnya China ia punya sejarah yang panjang. Seperti apakah latar belakang brand yang bermarkas besar di Shunyi District, Beijing China ini?
Perjalanan pertama BAIC dimulai pada 1958 dengan sebuah sedan yang diberi nama Jinggangshan. Mobil ini dikembangkan berdasarkan desain dari sedan GAZ-21 dan dititikberatkan pada pasar dalam negeri China.
Menginjak kiprah di usia 25 tahun, BAIC mengembangkan bisnis dengan Joint Venture dengan pabrikan American Motor Company asal Amerika Serikat selaku pemilik Jeep saat itu. Beijing Jeep Corporation pun dibentuk pada 1983.
BAIC kembali melebarkan sayapnya dengan membeli hak intelektual brand asal Swedia, Saab pada 2009 dan mengakusisi 100% sahap pabrikan Automotive Roof System asal Belanda pada 2011.
Pada 2016, BAIC membeli 35% saham Fujian Benz yang berfokus mengembangkan light commercial vehicle seperti Mercedes-Benz Viano, Sprinter dan V-Class.
Lanjut pada 2018, menggandeng Magna sebuah pabrikan part otomotif terbesar di Amerika Utara dan membangun manufacturing base serta melakukan riset dan pengembangan untuk membuat high-end battery electric vehicle (BEV).
Ekspansi selanjutnya terjadi pada Desember 2021 di mana BAIC Group mengambil 9,98% saham dari Daimler AG.
Dengan selaga sepak terjangnya ini, BAIC berhasil menempatkan diri dalam 5 besar group otomotif terbesar di China. Mereka pun diperhitungkan dalam Fortune Global 500 di posisi 193 melalui tiga fokus bisnisnya yakni complete vehicles, components & service trade.
Masukknya BAIC ke Indonesia pada Mei 2024 silam ini tak lain merupakan bagian langkah besar pabrikan ini dalam kancah panggung otomotif dunia.
Pada saat ini BAIC di Indonesia menggandeng PT Jio Distrubusi Indonesia (JDI) selaku sole distributor dan mulai menjual SUV BJ40 Plus dan X-55 II. (SS)