OTODRIVER - Direktur Lalu lintas Polda Metro Jaya Kombes Polisi Latif Usman menyebutkan kecelakaan beruntun yang terjadi di Gerbang Tol Halim (Jakarta Timur) pada Rabu pagi terjadi akibat sopir truk memacu kendaraannya dengan kencang.
"Dia (sopir truk) memacu kendaraannya dengan kencang dan di Gerbang Tol Halim ini ada antrean sehingga dia menerobos hingga mendorong kendaraan lain," katanya saat dikonfirmasi di Jakarta (27/3), seperti dikutip dari Antara.
Latif juga menyebutkan pihaknya masih mendalami penyebab kecelakaan yang melibatkan tujuh kendaraan tersebut.
Truk yang memuat sofa itu menabrak kendaraan pelat B 2780 TYB dan kendaraan berwarna hitam E 1505 MR di posisi 300 meter sebelum gerbang tol. "Selanjutnya truk mengebut dan melewati mobil Brio dan Xpander lanjut mengebut masuk gardu 3 dan menabrak mobil Isuzu pick up Z 8445 AH sampai terpental ke gardu 5," katanya.
Kemudian truk menabrak mobil Hyundai putih B 1061 SPW. "Selanjutnya berturut-turut menabrak mobil box putih D 8633 YR dan truk kuning terbalik," katanya.
Hasby menjelaskan akibat tabrakan dari truk tersebut, mobil Isuzu pikap putih masuk ke lanjur 5 menabrak mobil Yaris B 1103 KRT. "Terduga tersangka saat ini telah diamankan dan dilakukan tes urine," katanya menjelaskan.
Hasby juga menambahkan untuk sementara korban jiwa tidak ada, namun empat orang mengalami dada sesak.
PT Jasa Marga (Persero) Tbk melalui Jasamarga Metropolitan Tollroad Regional Division menduga kecelakaan beruntun yang melibatkan tujuh kendaraan di Gerbang Tol Halim Utama, Jakarta Timur, Rabu pagi, disebabkan sopir truk ugal-ugalan.
"Diduga berkendara secara ugal-ugalan, kendaraan truk engkelsebabkan kecelakaan di Gerbang Tol Halim Utama," kata Senior General Manager Jasamarga Metropolitan Tollroad Regional Division, Widiyatmiko Nursejati dalam keterangannya di Jakarta (27/3) Rabu.
Menurut dia, kendaraan datang dari arah Jatiwaringin dan berkendara secara tidak teratur mendekati Gerbang Tol Halim Utama sehingga menabrak beberapa kendaraan di depannya dan berakhir terbalik miring.
Imbas dari kecelakaan tersebut, kata dia, tiga gardu tol Halim Utama ditutup sementara dan mengoptimalkan kapasitas gardu yang dapat beroperasi.
Sopir truk pernah berulang bikin pelanggaran tanpa ketahuan?
Jusri Pulubuhu, Lead Instructor PT. Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) yang dihubungi langsung secera terpisah menyebutkan, paling tidak, ada dua kesalahan yang bisa dilihat secara kasat mata dari kejadian itu. “Pertama itu truk myutannya berlebih, kedua ada di jalur kanan,” jabarnya
Dari sisi pengemudi, menurutnya masih perlu pendalaman dalam penyelidikan. Namun dari pengamatan singkatnya, tindakan yang dilakukan oleh pengemudi truk itu merupakan tindakan impulsif. “Bahasa sederhananya nekad. Bisa dibayangkan waktu kejadian adalah jam padat lalu-lintas dan taruhlah sebelumya truk sempat terlibat kecelakaan dengan mobil lain dan kemudian si sopir memutuskan ‘kabur’ dengan kecepatan tinggi dan terjadilah kecelakaan di depan gerbang tol itu," urainya.
Menurut Jusri lagi, tindakan impulsif itu tidak memberi kesempatan lagi bagi pelaku untuk berpikir jernih atas dampak dari tindakannya. “Dia sebenarnya tidak sadar kalau tindakannya itu bisa juga menimbulkan korban jiwa, spontan saja di lari dari kecelakaan pertama sampai yang kejadian di depan gerbang tol karena kalau orang dalam kondisi normal saya yakin tidak akan berani melakukan tindakan seperti itu,” jabarnya lagi.
Hal ini kiranya bisa jadi relevan dengan dugaan sementara bahwa pengemudi truk adalah berusia 18 tahun dan diduga tidak punya SIM. Seperti yang tertera pada akun Instagram TMC Polda Metro (27/3).
“Tindakan impulsif tidak berdiri sendiri sebagai faktor pemicu, bisa jadi sopir berada di bawah pengaruh narkoba yang tidak bisa hilang 2-3 hari. Bisa juga kejadian hari ini merupakan pertama kalinya sehingga dia panik karena sebelumnya pernah melanggara aturan lalu lintas tapi tidak ketahuan, perlu pendalaman lebih lanjut terhadap sopir truk itu,” pungkas Jusri. (EW)