OTODRIVER - Bulan Desember 2023 dan Januari tahun 2024 boleh jadi merupakan masa suram bagi sejumlah pabrikan kelas dunia. Akhir tahun lalu Daihatsu, dan Toyota, harus menghentikan produksi di sejumlah pabrik mereka di Jepang akibat adanya dugaan ketidaksesuaian uji keselamatan bagi sejumlah model.
Pekan ini dunia otomotif Jepang dikejutkan dengan temuan manipulasi uji keselamatan yang melibatkan 64 model kendaraan, termasuk 22 model yang dijual dengan merek Toyota beserta tiga mesin yang dipasarkan secara global. Kemarin (20/12) President Daihatsu Motor Co., Ltd., Soichiro Okudaira, mengatakan melakukan penghentian produksi dan pengiriman semua kendaraan baik ke luar negeri maupun di dalam negeri Jepang.
"Daihatsu hari ini (20/12) memutuskan untuk menghentikan sementara distribusi semua model yang dikembangkan Daihatsu yang saat ini sedang diproduksi, baik di Jepang maupun di luar negeri," kata Okudaira dalam konferensi pers secara daring yang disiarkan secara langsung melalui akun Youtube DaihatsuOfficial, Rabu (20/12).
Toyota Motor Corporation sebagai penaung Daihatsu Motor Co.. juga menyampaikan pernyataan resminya yang berisi permohonan maaf bahwa Daihatsu telah melakukan sejumlah hal yang tidak sepatutnya terjadi meski Toyota menyadari bahwa beban yang harus diterima ‘adiknya’ itu memang tidak ringan karena begitu besarnya target produksi serta pengembangan untuk produk Daihatsu maupun Toyota.
Hiroki Nakajima selaku Director and Excecutive Vice President Chief Techenology Officer Toyota Motor Corporation-, dalam kesempatan yang sama menyebutkab juga bahwa pihaknya bisa jadi tidak menyadari bahwa memang ada beban yang luar biasa besar bagi Daihatsu karena berada dalm skema menjadi pemasuk produk OEM bagi Toyota dan beberapa mereka lain. “Mungkin ini yang kemudian menimbulkan beban dalam proses pengembangan produk serta verifikasi tahapan pengujian,” begitu ungkapnya.
Atas kondisi tersebut tentu saja unit bisnis Daihatsu maupun Toyota, paling tidak di area ASEAN, dalam posisi serius mencermati kondisi yang terjadi di Jepang.
“Kami bersama principal telah memastikan bahwa semua kendaraan Daihatsu yang diproduksi, didistribusi, dan dipasarkan di Indonesia tidak memiliki masalah kualitas dan keselamatan. Kendaraan Daihatsu juga sudah memenuhi regulasi yang berlaku. Dan kami tetap berkoordinasi dengan pemerintah Indonesia. Pelanggan Daihatsu tetap dapat menggunakan kendaraannya dengan aman dan nyaman,” ungkap Direktur Marketing dan Direktur Corporate Planning & Communication PT Astra Daihatsu Motor, Sri Agung Handayani (21/12).
Pihak Toyota-Astra Motor juga menyampaikan nada serupa. Saat dihubungi langsung (21/12), Anton Jimmi Suwandy, Direktur Marketing PT Toyota-Astra Motor, mengamini kejadian tersebut. “Kita sudah cek dengan principal, dan ini bukan isu safety atau quality. Hari ini kami sedang koordinasi juga ke pemerintah, khususnya untuk melanjutkan produksi, siang nanti akan kita kabari,” ujarnya lewat pesan singkat.
Mengutip dari laman Paultan.org, disebutkan juga bahwa pihak Daihatsu yang berada di Malaysia juga sedang melakukan verifikasi ulang atas semua komponen maupun produk yang mereka terima.
Berdasarkan data yang diterima redaksi OtoDriver, memang ada beberapa model yang harus ditunda proses pembuatan hingga tahap ekspornya dari Indonesia menunggu hasil penyelidikan di Jepang. Ada nama-nama seperti :
- Razie: tujuan ekspor Ekuador, Meksiko-produksi ADM.
- Wigo: tujuan ekspor Ekuador, Uruguay- Kamboja, produksi ADM.
- Avanza: tujuan ekspor Meksiko, Kamboja-produksi TMMIN.
- Yaris Cross: tujuan ekspor Chili, Kamboja-produksi TMMIN.
Secara umum pihak Daihatsu di Indonesia harus menunda rangkaian produksi hingga ekspor produk-produk tadi sebanyak 1.032 unit, paling tidak sampai minggu ketiga bulan Januari 2024. Pihak Toyota di Indonesia juga melakukan hal serupa atas 2.788 unit di rentang minggu ketiga sampai keempat bulan Januari 2024. (EW)