OTODRIVER - Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol. Ahmad Luthfi menyebut puncak arus mudik Lebaran 2024 di gerbang Tol Kalikangkung Semarang telah terlewati. "Puncak pada Sabtu (6/5), ada 68 ribu lebih yang melintas dari arah barat," kata Luthfi di Semarang, (7/4).
Meski telah mencapai puncak, menurutnya, arus kendaraan yang melintas di Kalikangkung Semarang tetap tinggi dengan rata-rata 3 ribu unit per jam.
Kondisi tersebut, lanjut dia, mengakibatkan perlambatan di ruas tol dalam Kota Semarang.
Dikatakannya, jalur satu arah dari Jakarta hingga Kalikangkung masih akan diterapkan hingga 9 April 2024. "'One Way' nasional merupakan kewenangan dari Korlantas Polri," ujarnya, seperti dikutip dari Antara.
"Akan dihentikan dengan melihat kondisi di lapangan, tetapi keputusan di Korlantas Polri," lugasnya.
Polda Banten tidak terapkan “contra flow”
Sementara itu, aliran arus kendaraan bermotor yang hendak menuju pulau Sumatera menghadapi penumpukan di wilayah pelabuhan penyeberangan. Oleh karenan itu Kepolisian Daerah (Polda) Banten tidak menggunakan skema rekayasa lalu lintas "contra flow" di tol Tangerang-Merak.
Kebijakan itu dilakukan agar semua kendaraan pemudik tidak terlalu cepat menumpuk di Pelabuhan Merak selama menunggu antrean menaiki kapal motor penyeberangan.
Kepala Polda Banten, Inspektur Jenderal Polisi Abdul Karim, saat mendampingi Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy dan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi di Pelabuhan Merak Banten akhir pekan ini (7/4) Minggu, menerangkan, "Kalau (ada, Red) “contra flow”, lebih cepat kendaraan itu sampai ke Merak, tapi jadinya cepat juga menumpuk padat antreannya. Sedangkan kami harus menyesuaikan ritme kendaraan yang naik supaya seimbang dengan perputaran kapal yang ada di Pelabuhan Merak," ungkapnya.
Sebagai gantinya, pihak Polda Banten menerapkan "delay system" atau sistem buka-tutup ruas jalan untuk mengendalikan arus kendaraan pemudik yang bisa mencapai area Pelabuhan Merak.
Menurut Direktur Lalu Lintas Polda Banten Komisaris Besar Polisi, Leganek Mawardi, mengatakan, pihaknya akan tetap menggunakan "delay system" sebagai alat pokok untuk mengurai kepadatan antrean kendaraan yang menuju Pelabuhan Merak.
Durasi pelaksanaan "delay system" ada di kisaran 20 sampai 30 menit, tergantung dari situasi apa yang terlihat di Merak. "Kalau di Merak lagi padat, tentunya akan lebih lama ditutupnya," kata Leganek.
Lebih lanjut alasan Polda Banten tidak menerapkan "contra flow", itu karena arus kendaraan yang mengarah ke Jakarta harus tetap dibuka untuk melancarkan kendaraan yang hendak ke luar dari Merak. "Kalau itu dibuat "contra flow", menjadi hambatan besar di sini nanti (pelabuhan, Red)," urai Leganek. (EW)