Renault memang terlihat masih stabil di Indonesia dengan tetap menjual model-model Koleos dan Triber. Namun ternyata, berita buruk datang dari kantor pusat Renault di Perancis.
Di mana, merek kebanggan Perancis ini mengalam penurunan penjualan selama empat tahun berturut-turut. Bahkan pada tahun 2022, penjualan turun menjadi 1.466.729 unit, tercatat turun 9,4 persen dari tahun 2021, tidak termasuk Rusia.
Pembuat mobil Prancis, yang terpukul lebih keras daripada kebanyakan pesaingnya oleh krisis COVID-19 dan hambatan rantai pasokan karena kekurangan chip, berada di tengah-tengah perubahan haluan dalam upaya untuk meningkatkan keuntungan.
Grup ini bertaruh pada mobil bermargin lebih tinggi dan mobil listrik untuk mendorong pertumbuhan. Dikatakan bahwa pada tahun 2022 merek Renault, yang menyumbang dua pertiga dari penjualan grup, adalah merek Eropa ketiga untuk penjualan kendaraan listrik setelah Toyota dan Tesla dengan 228.000 unit terjual, meningkat 12 persen dari tahun 2021.
Pangsa pasar globalnya adalah 4 persen, menyusut 0,5 poin persentase dari tahun sebelumnya. Dari 10 pasar teratas, merek Renault mencetak peningkatan penjualan hanya di dua negara yaitu Turki dan Kolombia.
Penjualan turun 15 persen di pasar teratas Prancis, stabil di pasar nomor 2 Brasil dan turun 25 persen di pasar terpenting ketiga, Jerman. Termasuk Rusia, penjualan global turun 15 persen.
Fabrice Cambolive, Chief Operating Officer merek Renault, mengatakan dia optimis hal-hal akan membaik tahun ini karena perusahaan memiliki portofolio yang lebih baik dan saham yang lebih tinggi.
Namun, dia mengakui bahwa pemotongan harga global yang diumumkan baru-baru ini oleh Tesla adalah masalah yang harus dihadapi oleh Renault.
"Ini langkah yang menantang semua orang," katanya kepada wartawan melalui telepon konferensi.