Kehadiran Mitsubishi Xpander di Indonesia, menjadi salah satu gebrakan besar dalam sejarah otomotif Indonesia. Bahkan mobil ini dianggap sebagai model dengan desain paling ikonik yang pernah di produksi di tanah air.
Dari sejak awal kelahirannya, nampaknya para insinyur Mitsubishi telah menetapkan rumusan bahwa mobil ini merupakan sebuah LMPV yang mengusung layout penggerak roda depan.
Flashback saat mobil ini diluncurkan Tsunehiro Kunimoto, Corporate Vice President, Division General Manager, Design Division di Mitsubishi Motors Corporation (MMC) pernah mengatakan dalam suatu kesempatan bahwa penggerak roda depan merupakan trend global terutama bagi mobil MPV "Dengan menggunakan mesin penggerak roda depan, floor (lantai) dalam kabin bisa dibikin rata. Sehingga bisa didapat ruang yang lebih lega," terang Kunimoto-san saat world premiere Xpander hampir lima tahun silam.
Sebuah pilihan yang tak mudah, mengingat pada saat itu pasar Indonesia sedemikian mengkultuskan bahwa penggerak roda depan akan beresiko pada saat menghadapi tanjakan.
Namun dengan modal kinerja mesin 105 PS pada 6.000 RPM dan torsi 141 N.m pada 4.000 RPM didukung oleh kontrol traksi yang mumpuni, sistem penggerak roda depan Xpander bisa diandalkan di berbagai kondisi medan jalan, tidak terkecuali saat diajak melahap tanjakan curam.
Bahkan saat ini Xpander mendapatkan update dengan hadirnya jenis transmisi CVT mobil ini mampu membuktikan bahwa pilihan layoutnya tepat. Seperti kita ketahui bahwa transmisi CVT umumnya hanya bisa diadopsi pada penggerak roda depan.
“CVT merupakan sebuah tuntutan jaman agar mobil lebih efisien dan ramah lingkungan,” tutur Rifat Sungkar, Brand Ambassador Mitsubishi Indonesia beberapa saat lalu. “CVT memiliki friksi sangat sedikit, sehingga memberi kontribusi berkendara yang lebih lembut. Selain itu punya rasio perbandingan gir yang lebih luas, sehingga membantu mengimprove penggunaan bahan bakar yang lebih minim,” tutupnya.