Pelaksanaan KTT G20 tinggal menunggu hari. Bagi dunia otomotif, salah satu yang menarik dari konferensi ini adalah penggunaan kendaraan listrik baik itu mobil ataupun motor yang akan terlibat.
Jumlahnya pun cukup fantastis. Jumlahnya pun mencapai ribuan. Lalu bagaimana nasib kendaraan-kendaraan tersebut seusai G20 yang akan digelar pada 15-16 November mendatang di Bali?
Seperti dikutip dari Antara.com, Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengatakan bahwa kendaraan-kendaraan listrik ini nantinya bisa digunakan kembali untuk instansi pemerintah atau bisa juga dijual kembali. Nantinya pemerintah akan memilih-milih terlebih dahulu mana yang bakal digunakan pejabat.
"Nanti ada kendaraan yang digunakan atau dijual, dilihat nanti kebutuhannya, mana yang harus digunakan mana yang mungkin dijual ke swasta," kata Wapres.
Wakil Presiden melanjutkan bahwa langkah ini sejalan dengan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 7 Tahun 2022 tentang Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicles) sebagai Kendaraan Dinas Operasional dan/atau Kendaraan Perorangan Dinas Instasi Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.
"Sesuai dengan Inpresnya bahwa implementasinya akan dilakukan secara bertahap dan prioritas, prioritas pertama tentu PNS, pemerintah lalu daerah-daerah, kota-kota besar khususnya Jakarta dan Bali yang dimulai dengan G20 dicoba digunakan di beberapa tempat menggunakan kendaraan listrik dan ada tempat-tempat pengisiannya," jelasnya.
Seperti diketahui Pemerintah sudah kendaraan untuk delegasi serta pengamanan untuk KTT G20. Satu perwakilan negara akan menggunakan 15 mobil listrik yang terdiri dari 10 rangkaian VVIP dan 5 rangkaian untuk pasangan kepala negara/pemerintahan.
Setidaknya terdapat 123 unit Hyundai Genesis G80,246 unit Hyundai Ioniq 5, 124 unit Hyundai Ioniq, dan 123 unit Lexus UX300e. Sementara 300 unit Wuling Air Ev bakal digunakan sebagai kendaraan operasional, untuk sepeda motor disediakan 290 unit kendaraan bermotor untuk patroli pengawalan.