Saat ini dunia tengah menghadapi gelombang krisis. Tidak terkecuali di industri otomotif, dimana berbagai merek otomotif gencar meluncurkan produk kendaraan listrik dengan berbagai keunggulan untuk tetap menjalankan pasar ini.
Anggota Komisi VII DPR RI Ridwan Hisjam mengatakan jika ekosistem kendaraan berbasis listrik (electric vehicle) akan menolong Indonesia dari permasalah krisis dunia.
"Karena ke depan, harapan kita ekosistem terbentuk, karena negara kita punya tambang nikel, yang diharapkan dapat menyelesaikan krisis energi di dunia. Dan Indonesia Insya Allah tidak akan masuk ke krisis dengan pertumbuhan ekonomi yang ditopang oleh otomotif," ujar Ridwan dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VII DPR RI, Rabu (9/11).
Ridwan juga menambahkan, saat ini yang menjadi masalah adalah infrastruktur, karena pertumbuhan otomotif begitu tinggi, baik itu roda empat maupun roda dua.
“Tapi bagaimanapun, kita harus mendorong supaya Indonesia agar tidak terperosok kepada krisis. Untuk itu kita Kemenperin lebih aktif. Industri ini dirangkul, jangan dijadikan pasien, artinya waktu sakit baru datang. Kalau dirangkul, dalam kondisi apapun harus bersama-sama. Kami siap bersama-sama dengan Pak Dirjen,” tegas Ridwan.
Perlu diketahui, Indonesia dapat memproduksi baterai untuk kendaraan listrik pada kuartal IV 2024 mendatang. Menteri Perindustrian Agus Gumiwang menyatakan, Indonesia bisa menjadi produsen baterai kendaraan listrik. Hal ini mengacu ketersediaan berlimpah nikel, material inti pembuatan baterai, yang merupakan salah satu komponen termahal di kendaraan listrik.
Hal ini didukung oleh pasar kendaraan energi baru (new energy vehicle/NEV) di China mengalami ekspansi yang luar biasa pada Oktober. Output NEV di negara tersebut mencapai 762.000 unit pada bulan lalu, melonjak 87,6 persen (yoy), sementara penjualan NEV naik 81,7 persen dari tahun lalu menjadi 714.000 unit.