Menumpang kendaraan umum, seolah menyerahkan nyawa kita kepada pengemudinya. Seperti pada pengemudi bus pariwisata Ardiansyah, yang baru saja mengalami kecelakaan di ruas jalan tol Mojokerto-Surabaya, (KM 712-200).
Bus tersebut membawa rombongan sebanyak 25 orang yang baru berekreasi ke kawasan Dieng, Wonosobo. Diduga, pengemudi bus yang membawa rombongan yang berasal dari satu kawasan di kecamatan Benowo, Surabaya itu, mengantuk, sehingga bus oleng dan menabrak tiang reklame.
Hal tersebut menyebabkan bagian depan dan samping bus hancur dan membuat penumpang di dalamnya terluka, bahkan ada yang terlempar ke luar. Diperoleh kabar, 12 orang luka-luka dan 15 orang meninggal dunia akibat kecelakaan itu, sementara supir mengalami luka parah dan dirawat di rumah sakit.
Namun, peristiwa yang terjadi pada Senin (16/5) ini bukanlah yang pertama kali. Kecelakaan yang disebabkan pengemudi mengantuk sudah kerap terjadi. Lantas, sebagai penumpang, apa yang harus dilakukan agar pengemudi tidak mengantuk?
Beberapa hal bisa dilakukan, seperti membuat supir tetap terjaga dan berkonsentrasi dalam mengemudi, misalkan dengan berbincang-bincang saat di perjalanan. "Saya kerap mengajak supir mengobrol agar dia tidak mengantuk," ungkap Choirul, lelaki yang kerap menggunakan bus Antarkota Antarprovinsi (AKAP) tersebut.
Selain itu, saat beristirahat di rumah makan, biasanya pihak rumah makan akan memberikan minuman yang membuat mata tidak mengantuk, seperti kopi di dalam botol untuk dibawa sang supir. Seperti dialami oleh Edi, pengguna bus dari Jawa Barat ke Sumatra. "Saat istirahan makan di rumah makan, supir dan kenek, biasanya dibekali kopi satu botol oleh pihak restoran yang disambangi," katanya.
Hal ini adalah beberapa upaya yang dilakukan agar supir tidak mengantuk. Namun yang terpenting adalah kesadaran sang supir saat mengemudi, jika badan terasa lelah, sebaiknya berhenti untuk beristirahat atau sediakan juga supir pengganti agar bisa bergantian mengemudikan bus.