Menu



OtoDriver logo Member of : Logo PT. Bintang langit Multimedia

Copyright © 2024. Otodriver.com. All rights reserved.
Beranda / Berita

Studi Terkini, Bahan Bakar Etanol Lebih Kotor Dari Bensin

etanol 24 persen mengandung kadar karbon lebih banyak dibandingkan dengan bensin.
Berita - Jumat, 18 Februari 2022 10:00 WIB
Penulis : Suryo Sudjatmiko


Mencari alternatif bahan bakar selain material berbasis fosil pada industri otomotif bukanlah hal yang baru.  Salah satunya adalah menggunakan etanol yang berasal dari olahan tebu ataupun jagung.

Bahkan Brazil sudah melakukan konversi dalam skala besar untuk ‘bahan bakar hijau’ ini sejak tahun 70-an. Dan juga terjadi secara masih di negara lain, salah satunya adalah Amerika Serikat.

Tujuan untuk menekan penggunaan minyak fosil berhasil ditekan, akan tetapi apakah kemudian hasil pembakaran etanol akan lebih ramah lingkungan?

BACA JUGA

Studi yang dilakukan oleh Departemen Pertanian AS (U.S. Department of Agriculture/USDA) dalam penelitian terbarunya menyatakan bahwa etanol 24 persen mengandung kadar karbon lebih banyak dibandingkan dengan bensin.

“Etanol jagung bukanlah bahan bakar yang ramah iklim,” Dr. Tyler Lark, asisten ilmuwan di Pusat Keberlanjutan dan Lingkungan Global Universitas Wisconsin-Madison, dan penulis utama studi tersebut mengatakan kepada Reuters.

Sebuah studi tahun 2019 dari USDA menemukan bahwa, karena penyerapan karbon yang terkait dengan penanaman tanaman baru, etanol 39 persen lebih hemat karbon daripada bensin biasa. Namun, Lark mengatakan bahwa penelitian sebelumnya meremehkan dampak emisi dari konversi lahan.

Penggarapan lahan melepaskan karbon yang tersimpan di tanah dan kegiatan pertanian lainnya, seperti menerapkan pupuk nitrogen, juga menghasilkan emisi. Ada juga biaya untuk memproses dan membakar etanol, yang semuanya digabungkan untuk membuat etanol lebih kotor daripada bahan bakar biasa. .

Penyulingan minyak Amerika saat ini diharuskan untuk mencampur sekitar 15 miliar galon etanol ke dalam gas negara setiap tahun sebagai akibat dari undang-undang Standar Bahan Bakar Terbarukan AS tahun 2005, yang diperkenalkan untuk mengurangi emisi, mendukung petani, dan memotong ketergantungan AS pada impor energi.

Undang-undang itu menetapkan standar hingga 2022 dan sekarang Badan Perlindungan Lingkungan sedang melihat kebijakan biofuel dan mempertimbangkan perubahan program. Badan tersebut berencana untuk mengusulkan persyaratan 2023 pada bulan Mei.

Sementara itu, Presiden Biden, sedang meninjau kebijakan biofuel sebagai bagian dari upaya yang lebih luas untuk mendekarbonisasi AS.


Tags Terkait :
Etanol Bahan Bakar Hijau
Bagikan Ke :


Dapatkan update berita pilihan dan terbaru setiap hari dari otodriver.com. Mari bergabung di Channel Telegram OtoDriver, caranya klik link https://t.me/otodriver, kemudian join. Anda Harus install aplikasi telegram terlebih dahulu.


Road To GIIAS 2024
Artikel Terkait

Berita
Ternyata Toyota Sudah Buat Mesin Berbasis Etanol di Indonesia

1 tahun yang lalu


Berita
Studi Terkini, Bahan Bakar Etanol Lebih Kotor Dari Bensin

2 tahun yang lalu


VIDEO: Nissan Evalia Bermesin Masa Depan

Berita | 7 tahun yang lalu


Berita
Shell Kembali Menggelar Kompetisi Mobil Hemat Energi, Kali Ini Pelaksanaannya di Mandalika

3 minggu yang lalu


Terkini

Berita
Daihatsu Sigra Kembali Muncul Sebagai Penguasa Segmen LCGC

28 menit yang lalu


Mobil Listrik
BMW Tengah Lakukan Pengujian Pada EV Dengan Desain Radikal

1 jam yang lalu


Berita
Toyota Sediakan Fasilitas Ultra Fast Charging 120 kW Di Mall Ini

2 jam yang lalu


Berita
Mazda Suntik Mati MX-5 Miata 2.0 Liter. Sisakan Versi Mesin 1.5 Liter

4 jam yang lalu


Berita
Aito Diakusisi DFSK Seres, Aito M9 dan M7 Siap Mejeng di GIIAS 2024

17 jam yang lalu