Disaat negara-negara lain memberikan subsidi bagi masyarakatnya yang ingin membeli mobil listrik, Jerman jsutru akan mengurangi insentif keuangan untuk mobil listrik tahun depan setelah kesepakatan dalam koalisi pemerintahan.
Dilansir dari Reuters, Rabu (28/7) Hal itu dilakukan karena popularitas kendaraan yang semakin meningkat membuat subsidi pemerintah tidak diperlukan, kata kementerian ekonomi Jerman.
"Kendaraan elektronik menjadi semakin populer dan tidak lagi membutuhkan subsidi pemerintah di masa mendatang," kata Menteri Ekonomi, Robert Habeck dalam sebuah pernyataan.
Terkait kebijakan itu, subsidi untuk kendaraan bertenaga listrik penuh dengan harga di bawah 40.000 euro akan turun menjadi 4.500 euro pada awal tahun depan dari 6.000 euro saat ini, dan turun menjadi 3.000 euro pada tahun berikutnya dan tidak ada subsidi untuk pembelian mobil dengan harga di atas 65.000 euro.
Melalui data yang ada penjualan mobil listrik di Jerman hampir dua kali lipat menjadi 328.000 pada tahun 2021 dibandingkan tahun sebelumnya. Saat ini ada lebih dari 600.000 kendaraan bertenaga listrik di jalan-jalan Jerman.
Baca Juga: Target Net Zero Emission dari Toyota untuk Indonesia
Hal ini justru berbanding terbaling dengan negara Thailand dimana menyetujui paket insentif termasuk pemotongan pajak dan subsidi untuk mempromosikan peralihan ke kendaraan listrik (EV).
Pemerintah Thailand ingin mobil listrik menyumbang 30% dari produksi mobil Thailand pada tahun 2030. Untuk mencapai target itu, pemerintah menawarkan potongan harga pembayaran kepada pembeli hingga 150.000 baht (Rp 62,6 juta), serta menurunkan pajak mobil listrik dari 8% menjadi 2%.