Musim pancaroba membuat cuaca tidak menentu akhir-akhir ini. Siang hari panas, dan sore hari kadang hujan lebat hingga malam hari.
Jika sudah hujan deras, kemungkinan jalanan mengalami genangan dan banjir sulit dihindari. Lantas, genangan air kadang bisa masuk ke celah mesin saat pengendara nekat untuk menerobos banjir. Hal itu memungkinkan terjadinya air akan bercampur dengan oli mesin yang menimbulkan efek buruk bagi kendaraan.
Dengan begitu, hal tersebut akan membuat gesekan antar komponen yang notabene berupa logam tak dapat terhindarkan. Dengan kata lain, semua komponen tadi akan rusak karena saling bergesekan.
"Oli yang sudah bercampur air akan kehilangan fungsi pelumasannya, dan jika dibiarkan tentu saja lama kelamaan pasti merusak komponen di dalam mesin," jelas Brahma.
Oli mesin yang sudah tercampur dengan air nyatanya bisa menimbulkan endapan yang mengakibatkan terpampatnya saluran oli. Jika demikian adanya, mesin akan mengalami kerusakan parah.
"Kalau sudah seperti ini, harus turun mesin. Setelah itu, endapan oli bisa dibuang dan mengganti komponen yang rusak," tegas dia.
Tidak hanya itu saja, sifat asam dari air juga dirasa sangat berbahaya untuk bagian internal mesin. Disebut Brahma, korosi pada komponen mesin bisa terjadi akibat adanya air.
Brahma menerangkan bahwa para pemilik kendaraan harus dengan sigap untuk menguras kembali oli mesin ketika menerabas genangan air dengan batas yang tidak wajar atau sudah menyentuh bagian mesin.
"Untuk meyakinkannya, cek kondisi oli melalui dipstick. Kalau ada buih, besar kemungkinan air sudah masuk ke mesin. Akan semakin jelas saat oli yang dibuang berwarna seperti kopi susu. Tandanya oli sudah terkontaminasi," ucap dia.
Untuk melakukan penggantian oli pun sebaiknya dilakukan beberapa kali, untuk memastikan sudah tidak ada air di dalam ruang bakar dan warna oli sudah seperti warna oli yang baru.