Salah satu produk andalan DFSK adalah Super Cab untuk lini komersialnya. Model yang rajut di fasilitas DFSK di Cikande Serang Banten ini, selain menjanjikan daya angkut memadai juga sudah menghadirkan AC dan power steering sebagai standar. Dua fitur yang di beberapa brand rivalnya masih hadir sebagai opsional.
Dalam kesempatan ini OtoDriver mencoba langsung pikap ini di jalanan kota Medan, Sumatera Utara. Dalam pengentesan ini kami putuskan mengambil opsi ‘mewah’ yakni menyalakan AC sepanjang pengetesan.
Pada kesempatan semua melibatkan 5 mobil Super Cab tipe bensin dengan kapasitas mesin 1.5 liter, 102 hp/104 Nm yang diakurkan dengan transmisi manual 5 percepatan. Dan tiap mobil dibebani dengan 40 sak semen dengan total beban 1 ton. Khusus untuk semen ini akan disumbangkan untuk pembangunan masjid At-Tartib dan masjid Jami Karya Sei Agul Medan yang bertempat di sekitar dealer DFSK di kota Medan.
Titik start di mulai di halaman restoran Budaya di wilayah Deli Serdang. Dan seperti yang sudah disinggung di atas, kami langsung menyalakan AC untuk mendukung agar perjalanan kami nyaman. Google map pun menjadi pedoman kami untuk menuju lokasi finish, yakni dealer DFSK di wilayah Sei Agul, Medan.
Bermacam jenis jalanan mulai dari tol, hingga jalanan perkotaan yang syarat dengan stop and go pun harus kami jabani, termasuk kemacetan yang mengular saat berada di jantung Kota Medan.
Kinerja Super Cab kami pun cukup baik. Beberapa jalanan menanjak yang kami lalui dapat dilibas dengan cukup baik. Di suatu titik pun kami terpaksa mengambil opsi jalan yang lebih jauh lantaran ada kemacetan yang cukup parah. Resikonya jarak tempuh pun jadi lebih jauh dan harus melewati jalanan sempit.
Sedangkan bantingan dan kestabilan Super Cab tergolong cukup anteng dan suspensinya mampu meredam dengan baik. Di sisi lain, kami sedikit memberikan masukan berkenaan dengan mobil, di mana posisi rem tangan (parking brake) terasa terlalu mepet ke sebelah kanan, sehingga sedikit mengganjal kaki sebelah kiri. Selain itu alangkah baiknya jika seatbelt yang digunakan merupakan jenis otomatik karena akan memberikan kepraktisan yang lebih baik dan juga lebih safety.
Mobil yang kami kendarai menempuh jarak 56,4 km dan dari pengetesan, menghabiskan bensin sebanyak 3,8 liter. Artinya kami menghabiskan 14,8 km untuk tiap liter bensin. Cukup impresif.
Sebagai perbandingan, salah satu mobil rekan dengan mobil sejenis, sedari start memang tidak mengaktifkan AC mampu menenggak bensin yang sama, 3,8 liter dan menempuh jarak 62,9 km atau 16,5 km/liter.