OTODRIVER - Tahun ini merupakan tahun ketujuh bagi DFSK hadir di Indonesia. Eksistensi perdana kala itu ditandai dengan menghadirkan Super Cab sebagai kendaraan angkut ringan. Ditandai juga dengan pendirian unit produksi yang berlokasi di Cikande, Serang, provinsi Banten dengan luasan area 20 hektar.
Kapasitas produksi terpasang yang 50 ribu unit setahun bukanlah awalan yang bisa dianggap sebelah mata. Pabrik ini secara teknis bisa menghasilkan mobil komersial ringan, SUV, mapun MPV. Dan tentu saja mobil listrik.
Kemudian bergulir beragam model maupun varian, sebut saja yang termasuk dalam genre Gelora dan Glory.
“Nantinya merek DFSK akan kosenterasi pada produk kendaraan komersial dan yang bermesin konvensional, sementara Seres akan fokus pada mobil listrik,” ungkap Cing Hok Rifin, Sales & Marketing Director PT Sokoindo Automobile (2/5).
Sejurus kemudian diterangkan pria yang juga menjadi anggota pengurus pusat Periklindo (Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik Indonesia) eksistensi Seres akan semakin diperkuat dengan rencana hadirnya sejumlah produk baru.
Meski tidak menjelaskan secara detail, tetapi diangkapkan oleh Cing Hok bahwa saat gelaran GIIAS di bulan Juli nanti akan hadir produk baru Seres. “Itu merupakan pengembangan bersama antara Seres dengan Huawei, di Cina diberi merek Aito, untuk Indonesia akan memakai merek Seres ada beberapa model yang akan tampil,” bukanya.
Meski tidak menjawab secara definitif namun ia mengakui bahwa nama seperti M7 dan M9 sangat berpeluang untuk tampil di ajang otomotif tahunan itu.
Dijelaskan lebih lanjut oleh Cing Hok, ditemui saat sesi media gathering di Jakarta pekan ini (5/2), bahwa era mobil listrik sebenarnya membuka sangat lebar peluang perusahaan teknologi seperti Huawei untuk bisa membuat kendaraan.
Kolaborasi dari sisi manufaktur dan juga rekayasa engineering otomotif dengan pabrikan otomotif juga dianggap pria yang berkarier di Tata Motor Indonesia akan semakin banyak terjadi di dunia.
Khusus untuk M7 dan M9, setidaknya untuk pasar di Tiongkok, termasuk produk yang mendapat respon yang positif. Momentum itulah yang hendak dibawa ke pasar Indonesia.
Untuk spesifikasi ‘Seres’ M7 ditenagai motor listrik dengan tenaga terpasang 200 kW atau setara 268 daya kuda. Spesifikasi baterainya litium terner 40 kWh. Bisa menghela mobil sejauh 230 kilometer.
Untuk M9 diperkuat motor listrik dengan potensi tenaga 230 kW, ini setara 308 daya kuda Pasokan daya dari baterai buatan Huwaei diklaim akan bisa mendorong mobil melaju sejauh 630 kilometer.
Di pasar otomotif Cina, keduanya termasuk mobil listrik kelas premium. (EW)