Berada di sekitar kendaraan besar seperti truk atau bus, tentunya membutuhkan kewaspadaan. Selain kemungkinan posisi kita tak terlihat karena blind spot dari bus dan truk tersebut, cukup penting adalah memerhatikan kondisi beban bawaan truk besar.
Tak jarang, truk membawa barang dengan kelebihan muatan atau overload. Hal ini bisa dilihat dari komposisi bak dengan barang bawaannya. Jika terlihat terlalu tinggi, kemungkinan truk bisa oleng. Ayunan dengan beban berat seperti itu, bisa juga membuat per patah. “Per memiliki batas kemampuan meski lentur, kalau sudah lewat batas kemampuannya per bisa patah,” ujar Taqwa dari Garden Speed dalam sebuah kesempatan.
Kalau per patah, bisa jadi truk terjungkal dan membahayakan orang atau kendaraan lain di sekitarnya.
Begitu juga saat di tanjakan, jangan terlalu dekat, malah jika ada kesempatan, segera mendahului truk tersebut ketika kondisi memungkinkan. Tentunya, sebelumnya yakinkan bahwa pengemudi truk tersebut mengetahui keberadaan kita yang akan mendahului. Seperti menyalakan lampu sein serta membunyikan klakson pada posisi yang diperkirakan terlihat oleh pengemudi truk itu.
Pada jalan menurun, satu hal yang perlu diketahui, bahwa truk yang sarat muatan tidak dengan mudah mengurangi laju atau bahkan berhenti di jalan yang menurun. Karenanya, usahakan jaraknya tidak terlalu dekat dengan truk di belakang kita. Juga jangan mengerem atau mengurangi kecepatan secara mendadak.
Selalu perhatikan spion untuk mengetahui jarak kendaraan kita dengan truk di belakang. “Usahakan jangan terlalu lama berada di dekat kendaraan besar,” tukas Jusri Pulubuhu, founder dan intruktur, Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) dalam sebuah kesempatan.