Hantaman pandemi corona sejak tahun lalu memang membawa dampak besar ke berbagai sektor. Tak terkecual industri logistik. Bahkan Sugi Purnoto, Praktisi Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) menyebut kondisi tersebut bagai berdarah-darah.
Meski demikian, menurutnya tahun ini industri tersebut akan tumbuh berkat banyaknya peluang yang bisa dimanfaatkan. Mulai dari pemanfaatan teknologi, pembukaan kawasan industri baru hingga e-commerce.
"Saat ini revolusi industri 4.0 sudah terjadi di dunia logistik. Contohnya otomatisasi fintech, consumer digital seperti Go-Jek," katanya dalam webinar Kamis (1/4).
Teknologi digital juga mampu memberikan kemudahan akses yang menghubungkan antara pengusaha logistik dengan perusahaan yang membutuhkan. Diantaranya platform digital B2B seperti Logisly yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi logistik di Indonesia melalui teknologi.
Di sisi lain, makin banyaknya kawasan industri yang terintegrasi di Indonesia juga bisa dilirik sebagai peluang industri logistik. "Kini banyak dibangun kawasan seperti itu. Secara bisnis logistik, peluang jasa ekspor-impor sudah pasti tersedia. Contohnya di Kendal, Jawa Tengah. Mereka membangun industri ekspor-impor besar," urai Sugi.
Lebih lanjut, sebaran Kawasan Ekonomi Khusus yang dibangun pemerintah menurutnya sudah merata, karena termasuk kawasan diluar Jawa. "Industri dibangun dengan pemerataan, ini kuncinya."
Misalnya saat ini ada 18 kawasan industri yang dikembangkan, juga 9 kawasan industri prioritas nasional, termasuk di luar Jawa. Seperti Way Pisang (Lampung), Tanjung Enim (Sumsel) dan Teluk Bintuni (Papua Barat). Kemudian Teluk Weda (Maluku), KEK Palu (Sulbar) juga Ladong (Aceh).
Dengan adanya kawasan terpadu, menurutnya semua peluang logistik akan tersedia, meski saat pandemi. "Setiap kawasan industri dibangun, selalu ada peluang logistik di sana," pungkas Sugi.