Mobil listrik terlebih tipe Battery Electric Vehicle (BEV), mutlak membutuhkan kehadiran infrastruktur khususnya pada sarana chargingnya.
DFSK muncul sebagai salah satu pemain mobil listrik di Indonesia dan cukup unik karena memilih jalan yang beda dengan rekan-rekannya. Pabrikan asal Tiongkok ini justru start dengan mobil komersial.
Namun demikian, DFSK sebenarnya punya mobil penumpang listrik yang terlebih dulu dipamerkan di Indonesia yakni Glory E3.
Namun Alexander mengatakan bahwa tantangan kehadiran mobil listrik punya beberapa hambatan, salah satunya muncul dari perangkat chargingnya. “Jika kita lihat bahwa perangkat charging tiap brand berbeda dan kemungkinan besar tidak bisa saling tukar,” jelasnya. “Alangkah baiknya jika ada pengadaan charging ini dibuat SNI (Standar Nasional Indonesia)nya, sehingga perangkat charging ini bisa saling tukar antar brand,” lanjut pria ramah ini. “Saya harapkan bahwa pemerintah mampu mewujudkan hal ini, karena akan sangat menarik dan tentunya bakal mendorong percepatan terjadinya ekosistem mobil listrik di Tanah Air,” tutupnya.