Setelah ditunjuknya Luca de Meo sebagai CEO baru Renault yang mulai berlaku efektif pada 1 Juli mendatang, Aliansi Renault-Nissan-Mitsubishi telah mengumumkan strategi baru mereka untuk masa depan.
Seperti yang pernah dilaporkan Carscoops, ketiga produsen otomotif itu sepakat bahwa aliansi masih sangat penting untuk diteruskan. Mengingat para kompetitor juga sudah memiliki strategi masing-masing untuk saling bersaing di industri otomotif dunia.
"Kami memperkuat model kolaborasi dengan memanfaatkan kekuatan dari setiap perusahaan untuk menjadikan kami pemimpin pasar, dalam hal produk ataupun teknologi baru," ujar perwakilan AOB.
Dengan begitu AOB telah memutuskan bahwa masing-masing dari tiga perusahaan akan menjadi perusahaan referensi untuk wilayah khusus. Nissan akan fokus pada Cina, Renault di Eropa, dan Mitsubishi di Asia Tenggara.
Dalam hal teknik, Aliansi akan saling bertukar platform, powertrain dan teknoogi utama untuk masing-masing model dari setiap anggota aliansi. Artinya satu perusahaan akan memimpin dalam aliansi tersebut.
Selanjutnya, AOB telah setuju untuk menggabungkan ketiga perusahaan CAFE (Clean Air for Eropa) di Eropa pada awal 2020. Keputusan lain mengenai mobil ramah lingkungan, dengan Renault ditunjuk untuk mengembangkan sebuah van Mitsubishi berdasarkan pada platform Renault Trafic yang akan dibangun di pabrik Sandouville, Prancis untuk dijual di wilayah Oceania.
Selain kerangka kerja baru, Aliansi telah menegaskan kembali program-program utama yang digariskan pada pertemuan dewan sebelumnya pada bulan November, untuk mendukung inisiatif yang akan memungkinkan setiap perusahaan anggota untuk meningkatkan daya saing dan keuntungan di tengah pergeseran industri ke layanan mobilitas baru.