Toyota Sienta menjadi salah satu model yang popularitasnya agak tenggelam di perbincangan MPV. Penjualannya pun harus dikatakan tidak secemerlang saudaranya, Toyota Avanza.
Muncul lah pertanyaan; "Kenapa lebih laris Avanza ketimbang Sienta?". Sebuah pertanyaan yang tidak berlebihan jika dalam hal ini kita membicarakan Veloz, kasta tertinggi dalam keluarga Avanza.
Foto: Danu
"Kalau saya pertama kali pilih Sienta pertama karena sliding door dan bangkunya yang bisa dilipat ke dalam (rata lantai). Jadi seperti MPV serasa sedan," seru Nandang Sugianto, Ketua Umum Toyota Sienta Community Indonesia (TOSCA) kepada OtoDriver (15/4).
Alasan yang cukup bagus sebenarnya. Namun tetap, masyarakat Indonesia sepertinya belum sepaham dengan Nandang. Tetap Avanza terlalu jauh angka penjualannya untuk didekati Sienta.
PT Toyota Astra Motor (TAM) pun tak kuasa membendung nafsu konsumen pada Avanza. "Kalau kita bicara di range harga, Rp 250 sampai Rp 300 juta lebih sedikit, itu kan modelnya banyak banget. Ada Avanza, Sienta, Yaris dan Rush di situ. Jadi pada dasarnya, kalo boleh jujur kita maunya semuanya sama kondisi penjualannya, semua laku. Tapi kami tidak bisa bohongin sama yang namanya kebutuhan basic," jelas Dimas Aska, Interactive Communication Department Head PT TAM (15/4).
Dimas menyebut versatility sebagai kata kunci. Versatility atau kemampuan yang handal dan bisa beradaptasi di berbagai kondisi penggunaan juga sekaligus jawaban dari pertanyaan "Kenapa Avanza lebih laris dari Sienta". Di samping itu memang harga alias banderol juga tak bisa dipungkiri sebagai alasan kenapa lebih laris Avanza.
"Kalau lihat Avanza, itu adalah mobil yang bisa dipakai ke mana saja dan bagaimana saja istilahnya. Versatility di segmen itu masih jadi alasan kuat," jawab Dimas melalui sambungan telepon.
Sienta yang meluncur secara perdana di Indonesia pada 2017 silam belum mendapati pembaruan besar. Tercatat pada tahun lalu, MPV yang dibuat oleh PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia ini mendapat minor change.
Lantas, apakah Sienta akan terus-terusan dijual oleh Toyota Indonesia? Ataukah nasibnya sama dengan sebuah mobil yang segmennya serupa dan kini telah tiada, yakni Honda Freed? Tunggu kelanjutannya.