Esemka yang resmi diperkenalkan merupakan model pick up dengan opsi mesin 1.200 cc dan 1.300 cc. Sayangnya hingga saat ini mobil yang dirakit di Boyolali, Jawa Tengah itu belum ada harga resminya.
Kendati belum ada banderol harganya, namun pihak pemerintah melalui Menteri Perindustrian menyebut banderolnya yang harusnya tak lebih dari Rp 200 juta.
“Dengan harga tersebut, menjadi sarana migrasi bagi para pemilik motor yang ingin memiliki mobil pertama kali. Apalagi, PT SMK ini kan menghasilkan jenis pikap, yang dapat menunjang produktivitas. Nah, seperti jenis komersial ini, dilihat juga yang penting itu kapasitas muatan isinya. Artinya, semakin bisa menampung banyak muatannya, potensi lakunya tinggi,” kata Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto di sela mendampingi Presiden Joko Widodo pada peresmian pabrik PT Solo Manufaktur Kreasi.
Jika pick up Bima dibanderol di bawah Rp 200 juta maka terdengar hal yang sangat biasa, jika tak mau disebut sulit berkompetisi dengan lawan-lawannya yang harganya saling bersaing. Namun Menperin juga menyebut bahwa Esemka punya produk lain.
“Empat di antaranya merupakan kendaraan komersial tipe pick up single cabin yang diberi nama BIMA - ESEMKA, lalu satu tipe penumpang double cabin yang diberi nama DIGDAYA - ESEMKA dan satu tipe lagi kendaraan penumpang minivan dengan nama BORNEO – ESEMKA,” tutur Menperin dalam siaran pers.
Nah, dua model terakhir yang disebut apakah akan dijual di bawah Rp 200 juta juga?