Sistem electronic traffic law enforcement (E-TLE) mulai diterapkan pada awal November 2018 lalu. Sejak penerapannya tersebut, sistem tilang elektronik ini sudah merekam ribuan pelanggar di dalam kota Jakarta.
Bahkan menurut informasi dari ntmcpolri.info, selama penerapannya yang sudah berjalan 24 hari, tercatat ada sebanyak 3.624 kendaraan yang terdeteksi melanggar lalu lintas dari ruas jalan yang diterapkan E-TLE. Sebanyak 1.156 kendaraan terdapat di Jalan Medan Merdeka, sedangkan 2.468 lainnya di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat.
“Pelat hitam ada 2.777 kendaraan, pelat kuning 639 kendaraan, pelat merah 60 kendaraan, pelat luar DKI Jakarta 69 kendaraan, mobil dinas TNI dan Polri 53 kendaraan, dan mobil kedutaan 16 kendaraan,” kata Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Kombes Yusuf yang dikutip dari ntmcpolri.info (27/11).
Setelah terdeteksi oleh pantauan CCTV E-TLE, seluruh kendaraan yang melanggar tersebut langsung diverifikasi oleh petugas big office Polda Metro Jaya untuk memastikan validitas pelanggaran. Selanjutnya, akan dilanjuti pengiriman surat konfirmasi oleh petugas lengkap dengan foto pelanggaran ke alamat pemilik kendaraan melalui PT Pos Indonesia, atau e-mail dan nomor ponsel, maksimal tiga hari setelah peristiwa pelanggaran.
Setelah surat konfirmasi tersebut sampai di tangan pelanggar, mereka akan diberikan waktu selama lima hari untuk mengonfirmasi penerimaan melalui situs etle-pmj.info atau aplikasi ETLE-PMJ, yang saat ini bisa didapatkan pada smartphone Android atau dengan cara mendatangi PT Pos Indonesia.
Setelah mengkonfirmasi, pemilik akan mendat surat tilang sebagai bukti pelanggaran yang disertai kode vitural BRI untuk pembayaran. Polisi memberikan waktu pembayaran denda bagi pelanggar minimal tujuh hari.