Era mobil listrik diharapkan pemerintah agar segera terwujud. Namun sarana dan dukungan pajak terhadap mobil jenis ini masih jauh panggang dari api. Namun, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) berharap teknologi yang diusung Mitsubishi Outlander PHEV bisa jadi inisiasi.
"Plug-in hybrid merupakan teknologi yang cocok. Karena mobil ini merupakan kombinasi antara electric vehicle dengan motor bakar," kata Menteri Perindustrian, Airlangga di Jakarta, Senin lalu (26/2).
Tentu ini tak lepas dari sangat terbatasnya fasilitas pengisian listrik untuk Electric Vehicle (EV) alias mobil listrik di Indonesia. Tentu fasilitas penunjang keberlangsungan mobil listrik ini wajib ada jika pemerintah menggalakkan dimulainya era EV.
Dalam pidato seremonial serah terima 10 mobil listrik dari Mitsubishi di kantor Kemenperin, Airlangga menyebut populasi mobil listrik diharapakan mencapai 20 persen dari seluruh penjualan mobil di Indonesia pada 2025 mendatang.
Menurut Airlangga, tahapan pengembangan teknologi menuju era mobil listrik sangat diperlukan untuk memberikan waktu bagi pemerintah dan pelaku industri menyiapkan regulasi atau payung hukum, infrastruktur pendukung dan teknologi.
“Tahapan yang telah kami lakukan adalah pengembangan Kendaraan Bermotor Hemat Energi dan Harga Terjangkau (KBH2), kemudian akan dilanjutkan dengan kendaraan hybrid hingga kendaraan listrik,” tutupnya.