Selama ini banyak beredar rumor berujung pada pemahaman yang salah seputar pelumas atau yang biasa kita kenal dengan sebutan oli. Tak berhenti disitu, rumor-rumor tersebut bahkan acap kali berujung pada kepercayaan pengguna terhadap produk oli yang digunakan hanya berdasarkan asumsi dan sugesti, bukan berdasarkan fakta yang ada.
Kali ini kami menyajikan 8 Mitos dan Fakta seputar oli mesin mobil seperti yang disampaikan oleh Agung Prabowo, Technical Specialist PT Pertamina Lubricant saat kami temui di Bogor, Jawa Barat (26/3).
Penggantian oli dibutuhkan karena oli stress, atau rusak dan mengalami penurunan performa yang menghilangkan 3 fungsi utamanya, di antaranya lubrikasi, pembersih dan pendingin suhu mesin. Salah satu penyebab stressnya oli disebabkan oleh umur pemakaian berdasarkan jam, jarak, masa pemakaian, suhu dan lain-lain sehingga dipastikan pemahaman pada poin nomor 1 adalah mitos belaka.
2. Sering berganti-ganti merek oli membuat mesin kendaraan rusak
Pemahaman yang satu ini pasti sering terdengar di telinga Anda dan membuat banyak pengendara mobil berpikir berkali-kali sebelum mengganti oli yang dipakai dengan merek lain. Lantas benarkah? Jawabannya benar dan salah. Mengapa? Sering berganti-ganti oli berbeda merek pada mesin memang dapat menyebabkan kerusakan, bila dilakukan dengan cara yang salah. Setiap merek oli memiliki formulasi dan senyawa yang berbeda-beda. Percampuran antara senyawa yang berbeda ini dapat menimbulkan endapan dan berdampak buruk pada performa mesin.
Lalu bagaimana mengatasinya? Mudah saja, usahakan untuk melakukan flushing (menguras mesin dari sisa oli lama yang tertinggal) sebelum menggantinya dengan merek lain.
3. Warna oli menjadi pekat! Berarti harus ganti oli
Belum banyak yang mengetahui soal mitos yang satu ini. Kebanyakan orang menganggap perubahan warna pada oli adalah indikator untuk mengganti oli mesin mobil. Faktanya perubahan warna oli menjadi lebih pekat justru merupakan hal yang wajar. Warna pekat pada oli sejatinya adalah hasil kerja oli yang berhasil mengumpulkan berbagai partikel kecil dan mengikatnya agar tak menjadi endapan. Hal ini sering ditemukan pada oli yang mengandung deterjen sebagai aditifnya. Tentunya Anda tak perlu khawatir karena hal ini tidak menghalangi fungsi oli tersebut dalam melumasi mesin.
4. Penggantian oli perlu dilakukan setiap lebih kurang 5000 km
Sayangnya hal itu hanya mitos karena setiap mobil memiliki siklus penggantian oli yang bervariasi sesuai dengan jenis mobil tersebut. Meskipun beberapa pabrikan mobil merekomendasikan pergantian oli setiap 5000 km, pabrikan yang lain mungkin menjadikan 7000 km sebagai siklus pergantiannya. Jika Anda masih ragu, silahkan buka kembali buku manual pemilik kendaraan untuk memastikannya.
5. Wajib mengganti oli sebelum melakukan perjalanan panjang
Anjuran untuk mengecek oli mobil sebelum melakukan perjalanan panjang memang tepat untuk menjaga kinerja mesin tetap prima. Jika perlu, pastikan oli Anda telah diganti seminggu atau tiga hari sebelum perjalanan. Namun, bagaimana mengenali secara fisik bahwa oli yang Anda gunakan bekerja baik atau tidak? Silahkan dipraktikkan, jika setelah 1000-1500 km warna oli Anda tetap jernih, dapat dipastikan ia tidak bekerja baik karena tidak menjalankan fungsinya untuk mengikat kotoran campuran bahan bakar dan oksigen yang terbentuk akibat pembakaran.
6. Dari awal menggunakan oli sintetis, wajib memakai oli sintetis seterusnya
Jika ada praktisi maupun pihak bengkel yang menjelaskan hal seperti di atas kepada Anda, silahkan tinggalkan segera. Pemahaman tersebut salah kaprah karena faktanya, beralih pilihan antara oli sintetis dan konvensional tidak akan membahayakan mesin mobil. Hal yang perlu diperhatikan adalah spesifikasi oli yang akan Anda gunakan memenuhi persyaratan dalam buku manual termasuk RON BBM yang digunakan.
7. Oli sintetis dapat menyebabkan kebocoran pada seal mesin
Ketika oli sintetis pertama kali diperkenalkan pada 1970-an, ditemukan bahwa ia menyebabkan penyusutan pada segel mesin mobil sehingga memicu kebocoran. Namun, seiring dengan kemajuan dalam teknologi oli sintetis yang telah dibuat 30 tahun terakhir, minyak sintetis tidak lagi membuat segel mesin menyusut.
8. Tidak perlu ganti filter oli setiap kali melakukan penggantian oli mesin
Anda sangat disarankan untuk mengganti filter oli setiap kali memasuki siklus penggantian oli rutin yang direkomendasikan. Pergantian filter ini tentu akan mengurangi potensi kerusakan pada mesin akibat bertumpuknya kotoran.