Mobil rakitan Indonesia yang diketahui banyak diekspor ke berbagai negara memang terbilang membuahkan hasil yang cukup oke. Sejak 2015 sampai 2016 laporan ekspor memang selalu dalam tinta hitam.
Tapi, Gaikindo alias Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia berharap tujuan ekspor bisa diperluas ke Australia yang sangat potensial. "Australia jadi salah satu target pasar ekspor yang menggiurkan. Ini karena penjualan mobil di sana mencapai 1,2 juta unit per tahun," ujar Kukuh Kumara, Sekretaris Umum Gaikindo dalam paparannya Rabu (25/1) lalu.
Langkah ekspor mobil ke negara di sebelah selatan Indonesia ini kian menjanjikan setelah banyaknya produsen di sana menutup pabriknya. Tapi Kukuh juga mengingatkan tantangan yang harus diperhatikan produsen mobil di tanah air.
"Ke depannya bakal banyak negara yang memiliki kepedulian terhadap masalah lingkungan dan energi," ujar Kukuh. Selain itu menurutnya, piranti maupun tingkat keselamatan mobil buatan Indonesia juga harus ditingkatkan agar sesuai dengan permintaan pasar Australia.
Dan yang terpenting, model yang diproduksi adalah yang dibutuhkan oleh Australia, yakni double cabin dan sedan. "Australia lebih menyukai sedan dan d-cab, padahal sama-sama setir kanan. Nah, ini kita harus memikirkan kenapa tidak mulai memproduksi sedan yang juga bisa diekspor. Karena selama ini (Australia) pemasoknya adalah Thailand," seru Kukuh yang berharap pajak sedan bisa dievaluasi.
Sejauh ini memang diketahui Suzuki Indonesia sudah mengekspor ke Australia. Walau belum ada datanya, tapi model yang dikapalkan ke sana adalah APV, itupun sepertinya dalam jumlah yang tergolong sedikit. Gaikindo sendiri memprediksi tahun ini ekspor mobil akan naik sampai tujuh persen dibanding 2016.