Porsche sebagai produsen mobil sport tidak tertarik dengan perkembangan teknologi masa depan seperti autonomous drive. Namun, Porsche lebih tertarik dengan teknologi hybrid atau bahkan elektrik agar seluruh line up mereka dapat lebih ramah lingkungan.
Menurutnya teknologi autonomous drive yang membuat kendaraan bisa melaju sendiri tanpa supir tidak membuatnya tertarik. Karena pengemudi tetap membutuhkan kontrol demi kepuasan sendiri saat mengendarai mobilnya. Hal ini disebutkan lebih menarik dibanding duduk manis sambil menikmati secangkir kopi sambil menunggu mobil tiba di tujuan.
Oliver Blume selaku Chief Executive Porsche mengatakan beberapa pembuat mobil percaya, driver dan pemilik mobil tetap ingin dalam keadaan penuh kendali ketika di belakang kemudi. Blume menganalogikan mobil autonomus drive layaknya smartphone, menurutnya i-Phone seharusnya ada di kantong, bukan di jalanan seperti dilansir laman Automotivenews.com.
Pasalnya, dana tersebut diperuntukan untuk fasilitas pabriknya untuk membangun teknologi 'Mission E' yang sempat diperkenalakan di Frankfurt Motor Show 2015 lalu. Teknologi ini tersemat pada mobil konsepnya yang menitik beratkan sistem penggeraknya berasal dari listrik.
Dengan penggerak listrik ini, Posrche memiliki akselerasi kecepatan 0-100 km/ jam dibawah 3,5 detik. Jika digunakan untuk keseharian, pengisian daya listrik pada Mission E terbilang cepat. Baterai akan terisi 80% hanya dalam waktu 15 menit, saat batre penuh, mobil dapat melaju hingga 500 km.
Proyek ramah lingkungan yang lebih dekat dengan kenyataan adalah Porsche 911 Plug In Hybrid. Diharapkan mobil ini nantinya dapat melaju hingga 45 km tanpa perlu mengaktifkan mesin konvensionalnya. Sportscar Hibrida ini rencananya akan dilluncurkan pada 2018 mendatang.