Produsen mobil kini gencar memakai mesin dengan embel-embel 'eco'. Memasang mesin berkapasitas lebih kecil dengan turbo agar lebih ramah lingkungan. Virus ini juga merambah supercar. Ambil contoh McLaren, Ferrari atau Porsche yang telah memakai turbo untuk semua produk barunya. Demi mengikuti regulasi emisi rendah belakangan ini, mereka rela mengorbankan mesin besar V12 dan digantikan dengan V8 turbo. Harga pun bisa terbebas dari pajak mencekik.
Tapi tidak demikian untuk Lamborghini. Banteng satu ini, tetap berniat mengandalkan ciri khasnya yakni bermesin besar tanpa turbo dengan suara menggelegar. Menurut CEO Lamborghini, Stephan Winkelmann, mesin naturally aspirated (non turbo) milik Lamborghini tetap lebih baik. "Mesin N/A tetap menjadi mesin terbaik untuk supercar, baik dalam hal akselerasi, karakter dan keluaran suara. Kami akan tetap menggunakannya," ujar Stephan.
Ia tidak menyangkal bahwa mungkin pada saatnya nanti akan ada Lamborghini berturbo, tapi tidak untuk sekarang. Tidak untuk model Huracan dan Aventador. "Akan ada saatnya kami nanti berpikir turbo akan lebih baik daripada N/A. Barulah saat itu kami akan melangkah ke mesin turbo," tambah Stephan. Tak pelak, dibandingkan supercar lain, suara yang dimiliki Lamborghini hingga sekarang memang masih lebih memekakkan kuping. Dan itulah memang yang dicari penggemarnya.
Seperti diketahui, turbo membuat pabrikan mobil bisa mengecilkan kapasitas mesin dengan tenaga sama. Konsumsi BBM lebih hemat membuat pajak yang ditetapkan pun jadi lebih murah. Namun Lamborghini memang melihat ini justru jadi celah bisnis baru. Idealisme mereka ke mesin N/A pasti akan membuat senang penggemar fanatiknya yang memang tak peduli efisiensi. Bagi mereka, eksklusivitas lebih penting.