OTODRIVER - Tampilan klimis sebuah mobil salah satunya ditunjang tampilan ban hitam yang mengkilat.
Klimisnya ban ini umumnya hadir dari penggunaan semir ban, selain mendongkrak estetika, semir ban juga mampu mencegah terjadinya ozon crack atau retak rambut pada permukaan karet ban.
Namun apakah fakta tersebut benar adanya?
“Bisa ya bisa juga tidak. Semua itu tergantung pada jenis semir ban yang digunakan,” jelas Product Marketing Manager Michelin Indonesia, Mochammad Fachrul Rozi.
“Sejauh bahan semirnya berasal dari silicon atau dari material aquabase semuanya hal tersebut adalah benar. Tapi tidak demikian jika menggunakan bahan oilbase. Biasanya penyemiran ban model ini menggunakan bahan dasar dari oli bekas,” sambungnya.
Mengapa penggunaan oli bekas tidak baik?
Rozi menyebutkan bahwa ban bahan dasarnya merupakan karet sintentik yang salah satu materialnya diambil dari bahan dasar minyak bumi. “Ini sama dengan yang digunakan sebagai bahan dasar oli. Dan apabila keduanya bertemu akan timbul reaksi yang justru berdampak pada ‘kesehatan’ karet ban. Kualitas karet ban justru akan lebih cepat turun dan mengalami kerusakan,” beber pria ramah ini.
“Ciri cairan yang berasal dari olibase ini adalah sangat mengkilat apabila dioleskan pada ban. Lebih kinclong dari semir ban silicon ataupun yang berbahan aquabase,” sambungnya.
Pria asal Jawa Timur ini juga mengatakan bahwa semir berbahan silikon ataupun aquabase harganya jauh lebih mahal. “Jadi kalo kita mencuci mobil di tempat carwash dengan harga yang sangat murah patut dicurigai bukan menggunakan bahan semir yang tepat,” lanjutnya.
“Jika mobil dicuci di carwash dengan harga ekonomis, ada baiknya minta supaya bannya tidak usah disemir dan baru kita poles dengan semir ban yang kita sediakan dengan spek yang benar,” tutupnya (SS)