Mobil bermesin diesel masih menjadi salah satu mobil pilihan masyarakat Indonesia untuk menempuh jarak jauh. Terlebih saat momen mudik Lebaran tahun ini, tak sedikit pemudik yang mengandalkan mobil penenggak solar untuk pergi ke kampung halaman.
Mobil dengan mesin diesel dinilai memiliki konsumsi bahan bakar yang baik, tenaga yang unggul serta durabilitas yang baik jika dipertemukan dengan mesin bensin. Namun rupanya, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan selepas berkendara jarak jauh menggunakan mobil peminum solar, terlebih bagi pengguna Bio Solar.
David selaku pemilik bengkel Dunia Usaha Motor mengungkapkan kualitas bahan bakar solar di berbagai daerah cenderung lebih rendah dibandingkan di kota besar. “Biasanya, kualitas solar di daerah lebih rendah ketimbang di perkotaan,” ujar David ketika diwawancarai di daerah Tangerang Selatan (7/5).
“Tak hanya kualitasnya, solar kualitas tinggi serta rendah sulfur biasanya juga tidak tersedia di daerah-daerah,” tambahnya. David menyarankan selepas perjalanan jauh, sebaiknya piranti filter solar diganti dengan yang baru.
“Ada baiknya kalau filter solar diganti untuk mencegah penumpukan sulfur. Jika penumpukan sulfur terjadi, tentunya dapat merusak peranti lainnya seperti nozzle dan injector pump,” tutupnya.
Jika kekeuh tak mengganti filter solar selepas perjalanan mudik, maka gejala yang timbul biasanya adalah performa mesin yang menurun, bisa terasa saat akselarasi yang cenderung lemot.