Banjir mewarnai sebagian wilayah Jabodetabek di momen tahun baru 2020. Karena sudah kehendak alam yang menurunkan intensitas hujan tinggi maka kita yang berada di kolong langit seolah hanya bisa pasrah menerimanya.
Bahkan terkadang segala aktivitas harian pun tak boleh 'kalah' dari kondisi jalanan yang banjir. Maka mau tak mau kita dihadapkan untuk harus menerjang banjir dengan mobil Andalan.
Lantas bagaimana antipasti kita saat terpaksa menerjang genangan air yang tinggi?
“Ini pentingnya pengetahui bagian vital mobil yang kita gunakan. Pertama, Kemampuan kendaraan saat menerjang banjir, bisa dilihat dari ketinggian air intake/duckting yang menuju saringan udara. Sekitar 5 sampai 10 centimeter di bawah lubang tersebut, itulah ketinggian maksimal paling aman,” ujar Handito Head of Division Rescue and Disaster, Indonesia Offroad Federation (IOF) yang kami wawancara beberapa waktu lalu.
“Hal itu yang jadi modal dasar untuk menyeberang genangan banjir,” jelas pria yang akrab disapa Dito ini.
Dito melanjutkan bahwa setelah itu kita harus memaintenance laju mobil dengan memposisikan transmisi pada rasio gigi terendah, baik itu manual ataupun matic.
“Posisikan mobil di gigi 1 atau L (pada mobil matic). Posisi gigi pertama memiliki tenaga paling besar dan pertahankan posisi gir ini tanpa menginjak kopling (untuk transmisi manual),” imbuhnya.
Ia juga mengatakan bahwa saat membelah genangan kecepatan harus dijaga jangan terlalu cepat karena akan menciptakan riak air justru akan naik ke ducting intake dan terhisap oleh mesin. “Selain itu gelombang air yang terlalu besar yang dihasilkan saat melintas akan mengganggu kendaraan lain yang kebetulan melintas dari arah berlawanan,” lanjutnya.
Mengikuti di belakang kendaraan yang lebih besar seperti truk dan bus juga akan menguntungkan karena jalur air sudah tersibak sebelumnya sehingga posisi air jadi lebih rendah, sehingga lebih aman.