Beranda Mobility Bus

Organda: Ramp Check Bus Pariwisata Di Lokasi Wisata Perlu Ditambah

Bus
Penulis: Erie W. Adji
Jumat, 27 Desember 2024 00:35 WIB
Bus - Organda: Ramp Check Bus Pariwisata Di Lokasi Wisata Perlu Ditambah

Pramudi tunggal sangat rentan kelelahan dalam perjalanan yang panjang

Bagikan ke:

BUS-TRUCK – Masa-masa peak season seperti libur Nataru akan mendatangkan berkah bagi para operator bus berjadwal maupun yang tidak berjadwal atau bus pariwisata. 

Namun di sisi lain, soal kelaikan teknis ditambah kondisi yang prima dari awak  bus masih menjadi isu yang perlu perhatian serius dari semua pihak. 

Kejadian kecelakaan bus pariwisata di ruas jalan tol wilayah kota Malang, Jawa Timur, pekan ini (23/12) menjadi bukti nyata dimana pramudi bus yang kurang awas akibat jam kerja yang tinggi menjadi salah satu faktor terjadinya kecelakaan fatal tersebut. 

Kejadian serupa juga terjadi di ruas tol Cipularang Km 80, Kabupaten Purwakarta (26/12). Insiden yang juga melibatkan bus pariwisata. 

Kejadiaan nahas itu juga mengkaibatkan adanya korban meninggal dunia. 

Ketua Bidang Angkutan Orang DPP Organda, Kurnia Lesani Adnan, saat dihubungi pekan ini (26/12),”Kami menghimbau para pengemudi menjaga stamina dan istirahat yang cukup di saat tidak bertugas, juga pada pihak management (operator bus, Red) agar tidak melepas bus dengan pengemudi engkel untuk perjalanan Overland.”

Hal yang dimaksud sebagai pengemudi ‘engkel’ adalah orang yang bertugas sebagai pemegang kemudi hanya satu orang selama perjalanan.

Masih ada anggapan bahwa opsi ‘engkel’ memang bisa diajukan pihak parmudi sendiri karena ingin mendapatkan penghasilan lebih. Namun dalam kondisi frekuensi operasional yang tinggi tentu hal itu akan berhadapan langsung dengan isu kelelahan selama di perjalanan. 

Baca juga: Menhub: Tidak Ikut “Ramp Check” Bus Pariwisata Tidak Boleh Jalan

Baca juga: Dirjen Hubdar: Semua Bus Pariwisata Harus Ada Izin

Kondisi tersebut senada dengan yang diungkapkan oleh Jusri Pulubuhu, Traning Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC). Ia menyebutkan, untuk kendaraan pribadi saja, istirahat penuh maksimal 3 jam diperlukan untuk mengembalikan stamina mengemudi. 

Tentu hal itu setidaknya juga bisa dijalani oleh pramudi bus pariwisata yang tak jarang mengemudikan bus di waktu siang dan malam secara maraton. “Padahal mengemudikan kendaraan saat malam hari maupun ketika turun hujan itu paling menguras tenaga dan konsenterasi,” wanti Jusri.    

Di saat yang bersamaan setelah menekankan perlunya perhatian sangat serius atas kondisi awak bus pariwisata di masa liburan, Sani begitu panggilan Kurnia Lesani, juga punya harapan soal ramp check bus pariwisata. 

“Penggunaan bus pariwisata cukup meningkat selama Nataru ini sampai dengan awal tahun 2025, untuk pelaksanaan ramp check kami harapkan dapat lebih dimaksimalkan di jalan maupun tempat wisata, mengingat bus pariwisata tidak masuk terminal,” harap pria yang juga anggota Direksi PO SAN Transport itu. (EW) 

Baca juga: Kemenhub: Usia Pakai Bus Pariwisata Maksimal 15 Tahun

Baca juga: Kemenhub: Ketahuan Masih Pasang Klakson Telolet, Bongkar Saat Itu Juga

Foto - Organda: Ramp Check Bus Pariwisata Di Lokasi Wisata Perlu Ditambah
Ramp check bus pariwisata di lokasi wisata maupun di jalan raya perlu dilakukan selama masa Nataru

#rampcheck #bus #pariwisata #engkel #dishub #ditlantas #nataru

Apakah kualitas mobil China sudah bisa disandingkan dengan mobil Jepang dan Eropa?

Mobil China pernah punya sejarah kelam dalam hal kualitas. Saat ini produk mobil China yang hadir di Indonesia sudah punya kualitas yang lebih baik dibandingkan produk saat itu.

Polling by Otodriver

Bagikan ke:

Dapatkan update berita pilihan dan terbaru setiap hari dari otodriver.com. Mari bergabung di Channel Telegram OtoDriver, caranya klik link https://t.me/otodriver, kemudian join. Anda Harus install aplikasi telegram terlebih dahulu.