Beranda Mobility Bus

Organda: Perhatikan Kondisi Cuaca Dan Faktor Stamina Pramudi

Bus
Penulis: Erie W. Adji
Selasa, 24 Desember 2024 18:55 WIB
Bus - Organda: Perhatikan Kondisi Cuaca Dan Faktor Stamina Pramudi

Kurang peduli soal batas kecepatan dan kondisi cuaca membuat sebuah bus berptensi besar mengalami kecelakaan

Bagikan ke:

BUS-TRUCK -  Dalam upaya menjaga keamanan dan kenyamanan perjalanan liburan dengan menggunakan bus di masa liburan nataru saat ini pihak Organisasi Angkutan Darat (Organda) menghimbau agar semua pihak mengantisipasi cuaca ekstrem jelang libur nataru dengan cara memastikan kondisi kendaraan baik. 

Disebutkan jika kondisi cuaca ekstrem maka dalam perjalanan akan rentan longsor dan pohon tumbang. 

"Kondisi ban, lalu rem itu kami perhatikan betul. Lalu sistem wiper (penyeka kaca) itu kami pastikan kondisinya berfungsi dengan baik," kata Ketua Bidang Angkutan Orang DPP Organda, Kurnia Lesani Adnan. Sebagaimana dikutip dari RRI.co.id (22/12).  

Direktur Operasional dari PO. San Transport itu juga meghimbau agar stamina para pramudi pun perlu ikut diperhatikan. Pihak DPP Organda mengimbau kepada awak bus, terutama pramudi, untuk menjaga kesehatannya. 

"Kebiasaan kru itu kan kalau kondisi panas langsung minum es. Makanya kami imbau menjaga pola kesehatannya dan juga kami melakukan medical check up rutin ke kru," wantinya lebih lanjut. 

Sani, begitu panggilan akrabnya, tak henti meminta pada para penyedia layanan transportasi untuk tetap memperhatikan soal keselamatan berkendara dalam menghadapi cuaca ekstrem dia sejumlah wilayah. Menyusul prediksi cuaca ekstrem yang akan terjadi hingga momen pergantian tahun.

Baca juga: Pekan Nasional Keselamatan Jalan 2024: Kecelakaan Banyak Disebabkan Oleh Faktor Pramudi

Baca juga: Kelangkaan Pengemudi Bus Sudah Di Tahap ‘Meresahkan’

Tidak taat aturan lalu lintas

Berkaitan dengan kecelakaan fatal bus pariwisata di jalur tol Pandaan-Malang pekan ini (23/12) Kurnia Lesani Adnan pernah menjelaskann bahwa kecelakaan yang melibatkan bus pariwisata pihak operator, termasuk awak bus, tidak taat aturan.

Hampir 80 persen kendaraan pariwisata yang tidak taat aturan, ungkapnya, juga seperti dikutip dari RRI.co.id (13/5). 

Disinyalir juga oleh Sani, perusahaaan transportasi juga banyak yang tidak melakukan perawatan armadanya secara berkala. Padahal menurutnya, perawatan bus merupakan hal yang sangat penting dilakukan untuk keamanan dan keselamatan pengemudi dan penumpang.

Ia juga menjabarkan bahwa masyarakat umum juga perlu lebih memahami edukasi tentang sarana transportasi darat ini. "Di Kementerian Perhubungan sebenarnya sudah membuat portal mengenai keabsahan transportasi yang akan digunakan. Kita bisa mengunduh aplikasi MitraDarat," sarannya. 

Mengunduh aplikasi MitraDarat akan membuat masyarakat umum bisa mengecek kelayakan teknis bus yang akan digunakan. Dengan begitu juga masyarakat dapat mengetahui keabsahan perusahaan transportasi tersebut.

"Kalau mereka mempunyai keabsahan maka mereka harus menjaga brand-nya dan menjaga perusahaaannya," tegasnya saat menjelaskan perihal kelaikan teknis bus pariwisata yang mengalami kecelakaan fatal di wilayah Subang, Jawa Barat bulan Mei 2024 yang lalu. 

Berdasarkan temuan pihak Kementerian Perhubungan bus pariwisata yang mengalami kecelakaan fatal di Subang itu tidak melakukan perpanjangan uji berkala yang wajib dilakukan setiap enam bulan. Tidak pula memiliki legalitas operasional angkutan. 

Jangan pernah abaikan faktor kelelahan dalam mengemudi

Jusri Pulubuhu, Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting, menyebutkan soal regulasi berkendara di Indonesia yang menyebutkan waktu istirahat dalam mengemudi setidaknya dilakukan setelah berkendara selama tiga jam adalah kondisi ideal. 

Dihubungi langsung pekan ini (24/12), Jusri menyebutkan bahwa di banyak kondisi jalanan Indonesia acap tidak disadari membuat rentang waktu tersebut berpotensi lebih pendek. 

“Kemacetan, adanya bencana alam, kondisi jalan yang rusak, dan juga adanya berbagai perilaku pemakai jalan lain bisa membuat rentang waktu untuk istirahat berkala jadi butuh lebih pendek lagi,” ungkap Jusri mengingatkan. 

Kalau sudah begitu maka perlu istirahat instensif jadi solusi ampuh untuk menekan potensi hilangnya konsenterasi dalam mengemudi yang memakan waktu lama serta menempuh jarak yang jauh. 

Tidak perlu pula diartukan soal tidur ini perlu waktu yang lama. “Tidur 15-30 menit asal dilakukan secara efektif sudah bisa jadi booster untuk memulihkan kebugaran dan konsenterasi buat melanjutkan perjalanan. Bisa dengan melakukan apa yang disebut sebagai nano sleep yang cuma butuh tidur efektif selama 5-10 menit,” pungkasnya. (EW)

Baca juga: Lagi, Bus AKAP Terbalik Di Tol Trans Jawa Karena Kelalaian

Baca juga: Laka Fatal di Tol Cipali: Bus Tiban Inten Melaju Kencang Hantam Beton Tiang JPO, Lalu Terbelah

Foto - Organda: Perhatikan Kondisi Cuaca Dan Faktor Stamina Pramudi
Kecelakaan bus di tol Transjawa, malam hari merupakan termasuk waktu paling berbahaya dalam mengemudi

#organda #laka #jalantol #cuaca #ekstrim #safety #driving

Apakah kualitas mobil China sudah bisa disandingkan dengan mobil Jepang dan Eropa?

Mobil China pernah punya sejarah kelam dalam hal kualitas. Saat ini produk mobil China yang hadir di Indonesia sudah punya kualitas yang lebih baik dibandingkan produk saat itu.

Polling by Otodriver

Bagikan ke:

Dapatkan update berita pilihan dan terbaru setiap hari dari otodriver.com. Mari bergabung di Channel Telegram OtoDriver, caranya klik link https://t.me/otodriver, kemudian join. Anda Harus install aplikasi telegram terlebih dahulu.