OTODRIVER - Salah satu pasar mobil listrik yang tengah menggelait adalah Asia Tenggara. Di kawasan ini nampak semakin semarak dengan berbagai brand pembuat mobil listrik untuk berebut kue pasar, termasuk di dalamnya adalah Indonesia.
Setelah raksasa EV yakni BYD masuk ke kawasan ini, nampaknya hal ini membuat Tesla gerah dan tak mau ketinggalan momentum dari pabrikan China yang mengalahkannya itu.
Wakil Presiden Kebijakan Publik dan Pengembangan Bisnis Tesla, Rohan Patel mengatakan Asia Tenggara memiliki potensi besar sebagai tempat pertumbuhan dalam penyimpanan baterai dan adopsi kendaraan listrik. Hal tersebut disampaikannya melalui cuitan di X merespons cuitan seorang pengguna Tesla yang menandai pengiriman pertama mobil model Y di Malaysia.
Saat ini diketahui bahwa Tesla tengah berupaya membangun kerjasama dengan beberapa negara besar di kawasan ASEAN. Satu di antaranya adalah Malaysia. Sebelumnya dikabarkan bahwa pemerintah Malaysia telah memberi izi kepada Tesla untuk menjual EVnya dan membangun stasiun pengisian daya di negeri tetangga itu.
Tak hanya itu Tesla pun diketahui tengah membidik pasar Thailand, sebagai negara eksportir dan produsen mobil terbesar di Asia Tenggara.
Bahkan seorang pejabat Pemerintahan Thailand menyampaikan bahwa Tesla telah mendiskusikan potensi untuk membangun fasilitas produksi setelah melakukan survey di lokasi tersebut akhir 2023 silam.
Lalu bagaimana dengan Indonesia?
Sempat terdengar penjajagan Tesla untuk membuat fasilitas di tanah air. Namun sejauh ini masih sekedar berdiskusi dengan beberapa orang seperti Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan dan Presiden Jokowi mengenai penanaman investasi di tanah air. (SS)