Salah satu yang mendorong Cina hadir sebagai negara pengguna mobil listrik nomor satu di kolong jagad dikarenakan kucuran subsidi dari pemerintahnya. Sama seperti diskon PPnBM di Indonesia, subsidi yang dikucurkan sekian tahun silam itu berhasil mengakselerasi kepemilikan mobil listrik di negeri Tirai Bambu. Tak hanya itu dari sisi industri EV Cina pun ikut terkerek.
Namun subsidi pemerintah Cina akan memotong subsidi kendaraan energi baru (new energy vehicle/NEV), termasuk mobil listrik, sebesar 30 persen mulai tahun 2022.
Seperti dilansir Reuter, Kementerian Keuangan Cina bahkan mengumumkan akan memangkas total subsidi yang mereka berikan untuk NEV pada 31 Desember 2022. Artinya, mulai Januari 2023 tak ada lagi subsidi untuk kendaraan jenis itu.
Sebenarnya pemotongan subsidi ini sudah dimulai beberapa waktu lalu.
Tepat pada April 2020, pemerintah menyatakan bahwa subsidi untuk NEV akan dipotong secara periodik mulai 2020 hingga 2022 masing-masing sebesar 10 persen, 20 persen dan 30 persen.
Tak hanya itu, subsidi mobil listrik untuk angkutan umum juga dipotong sebesar 10 persen pada 2021 dan 20 persen pada tahun ini.
Subsidi untuk NEV ini dilakukan Cina untuk mengenjot penjualan mobil jenis ini hingga 20% dari total penjualan pada 2025