Mobil listrik seolah-olah menginvasi pasar mobil di Indonesia. Model mobil lisrik terus berdatangan terutama dari merek asal Korea Selatan, Hyundai dan juga beberapa merek lainnya, seperti Nissan.
Dalam hal ini, perlu diakui merek asal Jepang kalah cepat menghadirkan mobil ramah lingkungannya ke Indonesia. Lantas apa alasannya?
Seperti diucapkan oleh pihak Daihatsu, merek asal Jepang ini masih melakukan pemantauan terkait kebutuhan dan permintaan mobil listrik untuk konsumen Indonesia.
"Daihatsu selalu memperhatikan dulu bagaimana kebutuhan atau permintaan dari masyarakat terhadap mobil listrik ini. Kita harus memonitor juga, karena memang kalau kita lihat dari kemarin-kemarin, ini mulai menguat terus isu tentang mobil elektrik ini," jelas Hendrayadi Lastiyoso selaku Marketing & Customer Relations Division Head PT Astra International Daihatsu Sales Operation (AI-DSO) saat buka puasa bersama media, Kamis (14/4).
Menariknya, Daihatsu akan mengembangkan mobil listriknya bersama dengan merek saudaranya, Toyota.
"Pada waktunya nanti tentunya kita harus mengikuti permintaan pemerintah yang merupakan kebijakan pemerintahan tersebut. Tapi selalu kami katakan kita akan selalu bersama-sama dengan grup kita, yaitu Toyota (untuk mengembangkan kendaraan listrik). Tapi kapan waktunya, modelnya seperti apa, dan sebagainya, itu tentunya kita akan bersama-sama lah, dengan grup kita, Toyota,”sambung Hendrayadi.
Bahkan menurut Amelia Tjandra, Marketing Director dan Corporate Planning & Communication Director PT Astra Daihatsu Motor (ADM), begini alasan mengapa merek-merek Jepang termasuk Daihatsu belum tergiur hadirkan mobil listriknya.
"Saat ini kami lihat demand-nya (kendaraan listrik) masih kecil. Kenapa? Karena daya belinya belum sampai untuk mampu membeli Battery Electric Vehicle. (Padahal) mobil-mobil yang laku di Indonesia itu di bawah Rp 200 juta, atau naik-naiknya Rp 250 juta. Jadi masih belum, Toyota melihat pada waktunya nanti akan ikut, karena teknologinya sudah disiapkan," ujar Amel.