Toyota Calya yang diprediksi peluncuran resminya hanya tinggal hitungan hari, kabarnya kini sudah tersebar ke berbagai dealer. OtoDriver pun coba membuktikan hal itu. Dan ternyata benar saja. Sebuah Calya lagsung menyapa kami.
Berkunjung ke sebuah dealer Toyota di Jakarta (30/7), tadinya kami hanya bermaksud untuk membuktikan keberadaan Calya. Ternyata malah seorang Wiraniaga menawarkan untuk test drive kembaran Daihatsu Sigra itu. Walau area pengetesan terbatas di halaman dealer, tapi sudah cukup untuk membuat kami merasakan impresi awalnya.
Unit yang kami jajal adalah Calya tipe E bertransmisi manual, jelas terlihat dari depan ia tak punya lampu kabut dan absennya ornamen chrome yang hanya ada di tipe teratas. Melongok ke area belakang yang membuat kami kaget adalah hadirnya sensor parkir yang siap memandu saat memundurkan mobil. Sebuah hal yang sangat positif untuk kelasnya.
Secara dimensi panjang mobil ini tak berbeda jauh dari Avanza, ia tetap memiliki panjang di atas 4 meter. Tapi ketika berjumpa dengan sosoknya, ia terlihat memiliki atap jauh lebih rendah ketimbang saudaranya. Ia terlihat seperti Avanza versi mini.
Kemudian saat melongok interiornya langsung timbul kesan bahwa seolah yang kami naiki ini bukanlah sebuah LCGC. Toyota cukup pandai menjauhkan kesan mobil murah pada calon tulang punggung penjualannya ini. Jok berbalut bahan fabric kelir coklat serasi dan pas dengan door trim yang juga punya kombinasi warna serupa.
Dan penumpang di baris kedua dan ketiga usah ragu kepanasan berkat hadirnya blower di plafon. Yup, ini bukan lah pendingin kabin layaknya AC yang biasa kita temui, namun hanya semacam blower udara. Hanya ada pilihan On dan Off tanpa bisa diatur tingkat hembusannya. Tapi saat kabin depan sudah dingin, kesejukan embusan 'kipas angin' ini sangat membantu sirkulasi udara segar di belakang.
baca juga : Toyota Calya vs Datsun Go+ Panca
Satu yang cukup bikin penasaran tentu bangku baris ketiga. Pertama yang membuat kami terpesona adalah aksesnya yang mudah, hanya satu tarikan kenop, bangku baris kedua pun langsung terlipat. Serupa saat melipat bangku baris kedua di Toyota Sienta dan Avanza. Dan bangku baris kedua ini akan terlipat dengan konfigurasi 60:40.
Saat mencoba duduk di bangku paling belakang ini sayangnya OtoDriver yang berpostur 170 cm terasa cukup kesempitan. Tapi ternyata bangku baris kedua bisa digeser maju mundur. Saat bangku kedua diposisikan paling maju, tersedia ruang lumayan di jok paling belakang. Bahkan saya saja bisa duduk tenang. Memang bukan masuk kategori nyaman, tapi setidaknya layak untuk perjalanan jarak dekat. Oh ya, dengan posisi jok tengah paling maju, tetap tersedia ruang memadai di tengah.
Yang menyenangkan adalah hadirnya headrest dengan ketinggian layak di jok tengah dan belakang. Ini menambah kenyamanan dan keamanan penumpang. Anehnya jok depan justru memakai sistem headrest menyatu ke jok, seperti yang ada di Honda Brio misalnya. Seat belt 3 titik hadir di seluruh bangku penumpang yang merupakan kejutan tersendiri untuk kelasnya.
Karena terbatas waktu, kami langsung saja loncat ke balik kemudi, kesan pertama adalah seperti berada di balik kemudi sebuah sedan. Dan satu yang jadi perhatian selain tuas transmisi yang ada di dasbor adalah hadirnya arm rest untuk mengistirahatkan tangan kiri pengemudi atau bergantian dengan tangan kanan penumpang depan. Tuas rem tangan yang diletakkan di bawah sandaran tangan berbentuk melebar ala tuas throttle pesawat terbang. Menarik tuas ini sangat mudah dan ergonomis. Transmisi di dasbor serta rem parkir menempel ke jok membuat ruang kaki di tengah sangat lapang.
Langsung saja kunci kontak diputar, mesin 1.200 cc berteknologi Dual VVT-I nya terdengar halus ke kabin. Mencoba maju perlahan, gas dan kopling sangat smooth menyelaraskan putaran rendah. Dan yang membuat kami makin terbuai adalah putaran setirnya yang sangat enteng. Semoga saja saat dibawa berlari kencang ia tetap stabil. Kami tak mengetahuinya karena area pengetesan amat terbatas.
Menurut kami kebisingan dari luar mobil tak begitu maksimal diredam. Tapi untuk keselamatan lagi-lagi Toyota tak pelit memberi kantung udara untuk pengemudi dan penumpang depan. Oh ya, ada satu lagi fitur sederhana yang berguna, yakni slot penyimpan kartu. Ini akan amat menyenangkan jika Anda sering masuk tol yang menggunakan kartu.
Saat menemui permukaan jalan dengan dua baris polisi tidur agak mobil berlingkar roda 14 inci ini terasa cukup kaku. Redaman suspensi agak jauh dari harapan nyaman. Namun mungkin saja ini untuk mengantisipasi bila mobil ini dimuati penuh 7 penumpang plus barang. Tapi yang jelas, kami tak merasakan ia ajrut-ajrutan seperti Avanza generasi paling awal.
Tentu saja kami tidak mengetahui bagaimana performa, kenyamanan serta kestabilannya di jalan. Hal itu akan disajikan setelah mobil meluncur resmi dan kami bisa meminjamnya dalam jarak jauh. Di saat tersebut kami akan mengambil seluruh data pengetesan yang diperlukan, termasuk figur akselerasi, kebisingan, keasyikan berkendara, kemampuan manuver dan konsumsi BBM-nya.
Untuk pengujian yang lebih komprehensif nantikan terus di OtoDriver.
KESIMPULAN
Terus terang mobil yang aslinya buatan Daihatsu ini mencengangkan. Masuk dengan skema LCGC, mobil ini terasa mengandung banyak pemikiran di dalamnya. Tak sekadar membuat mobil murah. Ada sejumlah inovasi dan fitur yang membuatnya tidak terasa murahan. Tapi kami baru bisa merekomendasi atau tidak mobil ini, setelah melakukan pengujian yang layak dalam jarak jauh.
TOYOTA CALYA 1.2E
Mesin: 1.200 cc 4 silinder
Tenaga: 88 PS @ 6.000 rpm
Torsi: 10,8 kgm @ 4.400 rpm
Perkiraan Launching: 2 Agustus 2016
TAMBAHAN FOTO: