OTODRIVER - Jetour T2 menjadi menjadi satu opsi menarik di pasar SUV saat ini. Mobil yang ditawarkan seharga Rp 588 juta dan untuk 500 konsumen pertama diberi harga ekslusif Rp 568 juta (OTR Jabodetabek).
Dengan demikian T2 dapat dipertimbangkan untuk menjadi opsi SUV berpenggerak 4WD dengan harga menawan.
“Kami merancang T2 tidak hanya kuat di medan off-road, tetapi juga nyaman, aman, dan relevan untuk mobilitas sehari-hari. Melalui perpaduan performa, teknologi, dan value yang kompetitif, kami ingin memberikan pilihan yang benar-benar menjawab kebutuhan konsumen Indonesia saat ini,” ujar Marketing Director PT Jetour Sales Indonesia, Moch Ranggy Radiansyah saat ditemui beberapa waktu lalu.
Lalu apakah T2 mampu bertanding dengan SUV 4x4 yang sudah terlebih dulu populer seperti halnya Pajero Sport, Nissan Terra hingga Toyota Fortuner?
Mari kita bandingkan dengan mengacu pada spesifikasi teknis.
SUV 4WD gaya baru
Pada dasarnya T2 merupakan SUV new style dengan layout mesin tranversal (melintang) yang diakurkan dengan sistem penggerak yang disebut Jetour sebagai X-WD Intelligent 4WD. Jadi pada dasarnya mobil ini berpenggerak roda depan yang apabila mendapatkan medan off-road maka sistem pengerak empat rodanya akan terkoneksi secara otomatis.
Sepertinya memang mobil ini lebih pas untuk dihadapkan dengan SUV bersasis monokok dengan kiblat yang sama seperti Nissan X-Trail atau SUV lain sekelasnya.

Akan tetapi, mobil bermesin 4 silinder 2000cc Turbo 245 PS dan torsi 375 Nm ini telah dipertajam kinerjanya dengan asupan pengaturan enam mode berkendara. Selain itu terdapat juga mekanikal pendukung menjelajah medan off-road seperti All-Terrain Offroad Assist Mode, Intelligent Crawling, dan Hill Descent Control membuat pengalaman off-road aman dan mudah bahkan bagi pemula. Tak ketinggalan, mobil ini juga dibekali dengan ban off-road dengan diameter 19 inci jadi memang sudah diseting untuk siap diajak menjelajah segala medan.
Dari dalam kabin terpampang layar 10,25-inch LCD instrument cluster, 15,6-inch center touchscreen, dan 540° Panoramic Camera yang lagi-lagi merupakan peranti yang juga mensuport visibilitas pengemudi.
Mungkin dengan segala atribut teknologinya, SUV yang satu ini dapat mengimbangi rivalnya terutama SUV dengan konstruksi klasik yang rata-rata tak selengkap ini dalam hal fitur dan teknologi.

Old Style vs New Style
Di atas kertas, dari sisi konstruksi pada umumnya SUV klasik alias old style yang berdiri di atas sasis tangga punya rancang bangun yang lebih kokoh. Sasis tangga dan kaki-kakinya mampu diperas untuk kerja keras. Dengan demikian dari durabilitas.
Selain itu mereka diatur pergerakannya dengan tranfercase yang memiliki opsi 2 speed yakni high dan low yang selalu memberikan pergerakan yang fix untuk roda depan dan belakangnya.

Hal ini beda kondisinya dengan T2 dengan bergaya new style yang dibangun pada pondasi unibody atau monokok. Secara konstruksi model arsitektur ini lebih punya nilai lebih saat digunakan di atas jalanan aspal.
Demikian juga dengan kaki-kakinya yang secara harafiah harus mengakui kekokohan SUV old style.
Walau demikian dengan segala asupan teknologi off-road modern yang disematkan pada T2, nampaknya SUV ini mampu memberikan perlawanan untuk menjelajah medan off-road. (SS)








