OTODRIVER – Penjualan Nissan di China mengalami penurunan yang cukup signifikan. Hal tersebut dianggap karena produsen asal Jepang ini bergerak terlalu lama untuk berpindah ke era mobil listrik.
Menurut data yang dirilis Nissan per-Agustus 2023, mereka baru mendapatkan penjualan sebesar 64.905 unit, terpaut jauh dari periode tahun lalu, di mana mereka berhasil mengemas 99.570 unit.
Terlebih jika dibandingkan pada tahun 2021, produsen asal Jepang ini berhasil meraih total penjualan sebesar 113.166 unit. Artinya, sejak saat itu populasi mobil Nissan di Tiongkok terus merosot dari tahun ke tahun.
Dari total penjualan yang mereka bukukan sebesar 64.905 unit, ditopang dari segmen kendaraan penumpang dari brand-brand seperti Nissan, Venucia dan Infinity sebesar 61.967 unit, ditambah dari sektor kendaraan niaga ringan, di bawah naungan brand Zhengzhou Nissan yang berkontribusi sebesar 2.938 unit.
Menanggapi performa yang menurun tersebut, Senior Vice President of Nissan Motor Corporation, Chairman of the Nissan China Management Commitee, dan President of Dongfeng Motor Co., Ltd, Shohei Yamazaki, menjelaskan bahwa perlu ada langkah khusus untuk kembali menggairahkan segmen pasar mereka di China.
"Dengan peluncuran model super hybrid Nissan Ariya 500 dan Venucia DD-i pada bulan Juli tahun ini, dan pelunuran All-new Nissan Qashqai generasi ketiga pada bulan Agustus, kehadiran Nissan di Tiongkok semakin diperkaya, guna terus memenuhi beragam kebutuhan konsumen Tiongkok," jelasnya.
Seperti dikutip dari Carnewschina, salah satu aspek yang mendasari kemerosotan penjualan tersebut, disebutkan bahwa Nissan bergerak lambat untuk mengantisipasi invansi mobil listrik di negeri Tiongkok.
"Saat ini Nissan China hanya menawarkan satu kendaraan listrik, yaitu Ariya yang mencapai penjualan kumulatif 1.469 unit pada Januari hingga Juli 2023. Sebaliknya, kendaraan listrik murni menyumbang 25 persen dari penjualan mobil baru di pasar Tiongkok," tulis penjelasan Carnewschina. (AB)