Pertamina dan Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi akan mempersempit pembelian Pertalite agar mobil yang dikategorikan mewah berdasarkan acuan kapasitas mesin (cc) tak boleh membeli Pertalite di SPBU.
Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Erika Retnowati mengatakan ketetapan soal itu diharapkan bisa terbit pada Agustus atau September.
"Sebenarnya kami punya target dari BPH sendiri, kami ingin itu dimulai Agustus, atau paling lambat September itu sudah bisa diberlakukan, tapi tentu saja kewenangan itu bukan di kami, karena itu Perpres," katanya, dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VII DPR (23/6).
Kajian soal kategori mobil mewah berdasarkan cc ini turut menggandeng peneliti Universitas Gadjah Mada.
"Memang pada saat kami membahas banyak perdebatan dan kami sampai pada kesimpulan akan ditetapkan pada cc-nya. Kenapa? Kami melihat konsumsinya karena cc-nya besar maka akan mengonsumsi BBM yang banyak dan mereka itu dirancang untuk tidak konsumsi Pertalite," ujar Erika.
Belum adanya kepastian cc yang dimaksud sebagai mobil mewah membuat rancu. Namun jika mengacu pada Peraturan Menteri Keuangan Nomor PMK-20/PMK.010/2021 yang mengatur perluasan diskon pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) untuk mobil mewah dengan kapasitas silinder diatas 1.500 hingga 2.500 cc bisa dipastikan, Toyota Raize kapasitas mesin 1.000 dan 1.200 cc, Wuling Almaz RS 1451 cc, Daihatsu Sirion mesin 1329 cc masih bisa menikmati Pertalite. Sedangkan untuk Toyota Innova 2.0 2.000 cc, Toyota Fortuner 4x2 SRZ A/T 2.700 cc dipastikan tidak bisa mengunakan Pertalite.
Baca juga: Amankah Menggunakan Ponsel Saat Isi BBM dengan Aplikasi MyPertamina?
Selain mobil mewah berdasarkan cc, Erika juga menyebut kendaraan dinas TNI, Polri dan BUMN tak boleh membeli Pertalite. BPH Migas dikatakan akan bekerja dengan kepolisian untuk pengawasan.
"Jadi kendaraan dinas mobil TNI-Polri sama gak boleh gunakan Pertalite termasuk mobil yang dimiliki BUMN," ucap Erika.
Baca Juga: Tunggu Aturan, Beli Pertalite dan Solar Wajib Pakai MyPertamina
Namun, ketetapan ada baiknya juga bagi pemilik mobil yang sadar terhadap kesehatan mesin mobil bisa melihat tingkat kompresi mesin yang sesuai dengan kualitas bahan bakar yang akan digunakan.
Pasalnya, BBM Ron rendah akan merusak lingkungan, menambah polusi, juga buruk bagi mesin kendaraan dan bila kendaraan beralih ke BBM jenis oktan tinggi ini, secara otomatis komponen kendaraan akan berumur panjang.