Penerapan eco driving ternyata bisa menjadi solusi ampuh di tengah lonjakan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi. Bukan tanpa alasan, sebab dapat menghemat bahan bakar. 

Hal tersebut diungkapkan oleh Pakar Keselamatan Berkendara Jusri Pulubuhu. Menurutnya setiap pengendara sudah waktunya untuk menerapkan eco driving. 

"Bisa untuk penghematan bahan bakar, jadi gas buang yang menjadi polusi udara ikut berkurang," katanya saat dihubungi OtoDriver.com.

Lebih lanjut ia mengatakan transisi ini cukup ekonomis dan bisa menjadi pilihan terbaik. Untuk melakukannya Jusri menilai cukup sederhana, tetapi harus ada kemauan dari pengguna itu sendiri. 

"Sederhana saja, tinggal menerapkan defensif driving, mindset  atau pola pikir mulai diubah, seperti teknik pengereman lebih halus," tambahnya. 

Tak hanya itu saja, untuk manufer juga harus perlahan atau lebih halus. Ketika semuanya diterapkan penggunaan bahan bakar langsung turun. 

Namun menurut Jusri permasalahan saat ini yang banyak ditemui yaitu kebiasaan yang sudah menjalar, bukan pengetahuan seperti penerapan eco driving. 

"Daripada keluh kesah BBM naik mari mulai menerapkan defensif driving, sesimpel itu. Satu lagi yang diperhatikan yaitu aspek perawatan kendaraan itu sendiri," tutupnya. 

Lantas seberapa ampuh ketika menerapkan eco driving? Survei Kementerian LHK menyebut, selama 8 tahun percobaan eco driving, rata-rata bisa menghemat 10 persen hingga 25 persen bahan bakar. 

Selain menghemat, eco driving juga mampu menjadi cara untuk peningkatan kualitas udara khususnya di wilayah perkotaan yang memang padat dengan kendaraan.