Proses produksi akan menentukan kualitas dari kendaraan tersebut. Salah satunya adalah proses pengecatan yang menjadi standar kualitas pabrikan yang bersangkutan.
Seperti halnya Daihatsu yang menggunakan pengecatan Heat Polumerization (bakar) dalam proses pengeringannya. Di mana tipe ini harus melalui proses oven khusus dengan suhu minimal 140 derajat celsius.
“Tanpa proses oven dengan temperatur tinggi ini mustahil cat akan kering,” tutur Supardi, Instruktur pengecatan di di Technical Training Center PT Astra Daihatsu Motor (ADM) pada Workshop Journalist Training Basic Painting, Selasa (25/10).
Selain itu prosedur proses yang dilakukan sepenuhnya menggunakan metode wet on wet. “Proses pengecatan ini dilakukan secara berkesinambungan mulai dari cat dasar hingga finishing, yang dilakukan dalam kondisi cat masih basah,” sahut Dikky Burhan, Corp, Planning & Comm Division Head PT ADM dalam kesempatan yang sama. “Setelah semuanya lengkap baru dimasukkan ke dalam oven. Dengan metode ini cat akan merekat dengan lebih baik,” sambungnya.
Hal ini tentu berbeda dengan proses yang dilakukan di luar pabrik, seperti halnya yang dilakukan di bengkel resmi yang menggunakan proses pengeringan terlebih dulu pada setiap langkahnya.
“Proses yang dilakukan di bengkel menggunakan cat poly urethane (PU) yang dikeringkan dengan oven,” sambung Supardi. Tentunya temperatur pada oven ini tidak setinggi yang ada di pabrik.
Sedangkan proses ketiga yakni menggunakan cat NC atau Nitro Chelulosa yang juga kita kenal dengan sebagai Duco. Tipe yang terakhir ini bisa dilakukan tanpa harus menggunakan oven, cukup dengan suhu kamar saja.
Jadi cat orisinal dari mobil jelas berbeda dengan cat yang digunakan di luar pabrik, walaupun secara warna bisa saja nampak sama.