Ajang Asian Cross Country Rally (AXCR) 2022 dipilih sebagai ajang debut perdana Mitsubishi Ralliart setelah resmi dinyatakan bubar pada 2010 silam. ‘Reborn’ Mitsubishi Ralliart ini pun dilakukan dengan menerjunkan tiga unit Mitsubishi Triton di ajang yang masih punya DNA dengan reli Dakar ini.
Bukannya tidak mampu melakukan ubahan ekstrim pada unit Triton yang diturunkan. Namun kondisi paling standar yang bisa dilakukan dianggap hal yang paling ideal pada debut awal Tiga Berlian ini. Tujuannya untuk mengetahui kekuatan sasis, mesin ataupun perangkat lainnya dengan sentuhan modifikasi minimalis mendekati spek masal 'brojolan' pabrik.
Keunggulan Triton pun terungkap sebelumnya, saat digunakan untuk survey hingga 1.000 kilometer. Perangkat telemetri dengan sensor untuk mendeteksi keretakan ataupun perubahan struktur pada sasis tidak mengisyaratkan adanya retakan ataupun twist sasis tangga ini.
“Mobil yang aku pakai ini didapuk jadi mobil pertama dan sekaligus juga mobil yang dijadikan eksperimen untuk keperluan reli ini,” ungkap Rifat Helmy Sungkar, pembalap Indonesia yang didapuk oleh Hiroshi Matsuoka, legenda reli Dakar yang juga sebagai sang pangasuh tim baru ini.
Tampil minimalis sengaja diambil Mitsubishi untuk mengetahui kinerja optimal kontruksi mulai sasis, kaki-kaki, mesin dan juga transmisi. Ini bagaikan laboratorium bagi Mitsubishi untuk digunakan pada pengembangan produk khususnya pikap di masa yang akan datang.
Ujian sesungguhnya pun dimulai pada 21 November 2022, saat tim Mitsubishi Ralliart melakukan start hari pertama yang dilalui dengan mulus tanpa sedikitpun kerusakan dan menempatkannya di posisi 8 overall. Selanjutnya pada stage ke dua dimulai keesokan harinya. Stage ini dikatakan sebagai pintu gerbang balapan yang sesungguhnya lantaran punya jarak ratusan kilometer dan melintasi berbagai kondisi jalanan.
Sayangnya masalah menerpa, di mana ban belakang sebelah kanan pecah. Sebelumnya Rifat merasakan ada masalah suspensi pada titik yang menopang ban tersebut.
Bersama dengan navigatornya, Chupong Chaiwan dari Thailand, Rifat pun memutuskan untuk melarikan besutannya hingga rest zone sejauh kurang lebih 15 kilometer. Akhibatnya pelek lansiran Work ambyar dan hanya menyisakan piringan pelek yang bisa dibawa ke post perbaikan.
Kerusakan ternyata dialami pada tiga sokbreker yang ada di roda belakang. Sayang kondisi ini tak bisa ditangani lantaran bakal menyita waktu banyak.
Walau demikian, tidak ada kerusakan struktur dasar dari mobil ini dan double cab yang diawasi pengembangannya secara penuh oleh Mitsubishi Jepang ini pun kembali ke arena hanya dengan mengandalkan satu sokbreker belakang saja.
“Yang bermasalah ada di bagian parts aftermarket dan braket sokbreker maupun konstruksi mobil secara umum aman,” ungkap pembalap pembesut Xpander AP4 ini
Perjalanan mobil dengan nomor lambung 118 ini lanjut, namun tak mulus. Satu-satunya sokbreker belakang pun ikutan bermasalah 50 kilometer jelang garis finish. “Kita kehilangan semua sokbreker di bagian belakang,” ungkap Chupong.
Walau demikian Triton ini pun belum menyerah dan melaju tanpa peredam kejut pada bagian belakang.
“Bagian belakang benar-benar menjadi liar tanpa peredaman suspensi. Beberapa kali kami nyaris terjelembab. Rifat hanya menggeber mobil saat di jalanan aspal yang halus, selebihnya pelan-pelan bahkan hingga di bawah 40 kpj apabila di jalanan yang tidak rata,” tambah navigator yang sudah ikutan reli lintas negara ini selama 27 tahun.
“Di garis finish kami disambut dengan meriah oleh para kru lantaran mobil ini bisa finish setelah benar-benar disiksa jalan tanpa sokbreker,” sambung Rifat.
“Tak ada kerusakan pada sasis ataupun gardan bengkok, demikian pula masalah pada transmisi. Dan mobil ini pun sudah bisa kembali utuh saat bertanding keesokan harinya,” tutupnya.
Pada hari kedua, Mitsubishi Ralliart besutan Rifat-Chupong berhasil finish di urutan 8, sedangkan rekan setimnya dengan nomor lambung 105 Chayaphol Yotha dan navigator Peerapong Sambutwong menempati posisi pertama.