Belum lama ini beredar kabar bahwa Nissan akan 'bercerai' dengan Renault terkait keuntungan dan kerugian jika hubungan aliansi itu diteruskan. Dan jika itu terjadi, dipercaya bahwa Nissan akan mencari teman aliansi baru. Namun pihak Nissan sempat membantah rumor pisah aliansi ini.
Seperti yang dilansir Carscoops, Sabtu (18/1), Menurut analis LightStream Research, Mio Kato, kemungkinan besar Nissan akan menggandeng Honda sebagai teman baru aliansinya. Honda dianggap bisa menjadi teman aliansi untuk mengejar capaian Toyota.
Toyota sendiri hingga saat ini masih menjadi raja penjualan mobil. Dengan aliansi Nissan-Honda jika memang terjadi nantinya, Kato beranggapan capaian Toyota bisa terkejar.
"Honda tidak pernah terlibat dalam M&A (Merger dan Akuisisi) yang agresif, dan merger antara Honda dan Nissan seharusnya tidak terpikirkan, tetapi dengan meningkatnya daya saing Toyota kita merasa bahwa jika Nissan menginginkan mitra aliansi untuk menggantikan Renault," Kata Kato.
Meski demikian belum ada tanggapan terkait kemungkinan aliansi tersebut baik dari Honda maupun Nissan. Namun baru-baru ini, Nissan membantah klaim bahwa mereka berpikir untuk mengakhiri aliansi dengan Renault menyusul kaburnya mantan bos mereka, Carlos Ghosn dari.
Kato percaya bahwa ketika produsen mobil ingin membangun kemitraan yang kuat di tahun-tahun mendatang, industri mobil Jepang dapat dipecah menjadi dua kelompok raksasa, salah satunya adalah Toyota yang telah memiliki saham di Mazda, Suzuki dan Subaru.
Jika Nissan menolak Renault demi Honda, penjualan tahunan grup baru itu bisa naik dari hanya di bawah 11 juta unit per tahun menjadi sekitar 12 juta unit per tahun.