DFSK melihat adanya sebuah pertumbuhan yang cukup konsisten dan ceruk pasar yang cukup cerah di model Minibus dan Blind Van. Bahkan bila melihat data yang dikeluarkan oleh Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), kedua segmen ini tetap mengalami pertumbuhan meski secara keseluruhan pasar otomotif nasional mengalami kelesuan hampir 11%.
Harusnya peluang DFSK untuk masuk dan mengembangkan bisnis di segmen Minibus dan Blind Van semakin terbuka lebar karena tidak banyaknya pemain di kedua segmen ini. Sehingga masuknya DFSK ke segmen ini akan membuat konsumen semakin banyak pilihan untuk membeli kendaraan yang sesuai dengan kebutuhannya dan daya belinya.
Menurut survey yang dilakukan oleh internal DFSK menunjukan, penggunaan model Minibus oleh konsumen bisa menjadi dual purpose. Pertama, bagi konsumen perseorangan cenderung menggunakan minibus sebagai kendaraan penumpang sebanyak 60% dan sisanya 40% digunakan untuk keperluan angkut barang.
Lain halnya dengan konsumen corporate atau perusahaan, sebanyak 60% minibus digunakan untuk keperluan mengangkut barang dan 40% nya sebagai kendaraan penumpang.
Berbeda dengan model Blind Van yang memang ditujukan untuk mendukung kelancaran berbagai bisnis konsumen di Indonesia. Penggunaan model Blind Van bisa digunakan untuk mendukung bisnis logistik, food & beverage, ambulance, ekspedisi, sosial car dan berbagai kebutuhan lainnya.