Kiprah Nissan di Indonesia memang mengalami pasang surut. Setelah tak lagi menjual merek Datsun di tanah air, kemudian tak lagi ada produk baru dan ditimpa krisis karena pandemi Corona, praktis penjualan semakin menurun.
Senada dengan apa yang terjadi di Indonesia, pihak Nissan Motor Co malah sudah memberikan pernyataan bahwa mereka akan mengalami kerugian tahun ini. Bahkan merupakan yang terparah dari 11 tahun terakhir.
Seperti dilansir dari Reuters, pabrikan mobil terbesar kedua di Jepang ini memperkirakan kerugian operasional tahun ini mencapai 45 miliar Yen, atau turun dari perkiraan sebelumnya yang diumumkan pada Februari 2020 dengan laba operasional sekitar 85 miliar Yen.
Nissan juga memperkirakan rugi bersih sebanyak 95 miliar Yen, dibandingkan dengan perkiraan sebelumnya dengan laba 65 miliar Yen. Sementara itu, Nissan juga bersiap untuk kinerja keuangan terburuk sejak krisis keuangan global pada 2008, ketika membukukan kerugian operasi hingga 137,9 miliar Yen.
"Kinerja perusahaan terus menurun, terutama dipengaruhi oleh pandemi Covid-19," dikatakan pihak Nissan. Hal tersebut juga membuat Nissan akan menunda pengumuman hasil keuangan tahunan dan rencana restrukturisasi hingga 28 Mei 2020.
"Nissan mengantisipasi waktu tambahan untuk menyelesaikan hasil, dan saat ini sedang meninjau dampak keuangan yang tepat," tambahnya.
Pembuat mobil global, saat ini tengah bersiap untuk menerima hasil yang kurang memuaskan dalam penjualan global. Pada Selasa (28/4) waktu setempat, pembuat mobil telah mengumumkan bahwa penjualan mobil global mereka turun sebanyak 43 persen atau hanya 4,8 juta unit pada Maret 2020, dibandingkan tahun lalu.
Dengan turunnya penjualan tersebut, mendorong perusahaan untuk memotong jumlah mobil yang akan diproduksi di Jepang pada Mei, sebesar 78 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.