Harapan BMW Group untuk mengembangkan mobil listrik dengan harga terjangkau untuk brand MINI menemui hambatan. Mengutip Reuters, Rabu (7/8), Great Wall Motor (GWM), rekanan BMW Group dalam proyek pembangunan mobil listrik di Cina, menjelaskan kalau mereka kini dihadapkan dengan ketidakpastiaan.
Dua pabrikan mobil ini memulai kerja sama lewat hadirnya usaha patungan (joint venture) pada Juli 2018 lalu. Proyek ini diharapkan dapat menghasilkan mobil dengan energi terbaharukan di China di bawah bendera MINI dan Great Wall. Namun setahun berselang, sampai pertengahan tahun 2019, usaha kongsi ini bahkan belum mendapat persetujuan terkait pembangunan pabrik di Changsu, China. Fasilitas produksi dengan kapasitas 160 ribu unit mobil listrik ini akan diplot menjadi pusat produksi mobil listrik kedua dari MINI selain yang sudah ada di Oxford, Britania Raya.
Izin yang tak kunjung keluar ini diakibatkan karena pihak otoritas perencanaan pembangunan China yang memperketat regulas pembangunan pabrik. Pihak otoritas hanya mengizinkan pabrik yang mampu meningkatkan angka produksi, sementara pihak BMW Group agaknya kesulitan memenuhi hal ini karena mereka ingin mempertahankan standar kualitas yang tinggi.
Pengketatan aturan ini adalah dampak panjang dari perang dagang Amerika Serikat dan China. Dalam 12 bulan terakhir penjualan kendaraan di China secara konstan mengalami penurunan. Berdasar analisis ahli permintaan mobil di China tahun ini diperkirakan akan turun sampai 5 persen, penurunan pertama sejak sekitar tahun 1990.
Pihak Great Wall sempat mengeluarkan pernyataan kalau sejauh ini, "projek masih berjalan sesuai rencana dan kedua belah pihak berkomunikasi terakait detail dan tengah menanti persetujuan dari pihak otoritas terkait." Namun berdasar beberapa informasi dari orang dalam BMW justru mengatakan kalau ada kemungkinan proyek ini akan gagal sepenuhnya.
