Eksistensi mobil listrik sudah mulai dicanangkan sebagai salah satu upaya pemerintah menekan emisi dan menjawab tantangan ketahanan energi. Namun gaung mobil listrik baru terasa di kota besar, yakni Jakarta saja.
Isu mobil listrik seolah terasa tak ada yang berhembus di kota-kota luar pulau Jawa. Bisa dilihat dari pameran GIIAS di daerah, tak ada penekanan isu mobil listrik.
"Saya melihatnya begini, sama seperti dahulu mobil manual mau beralih ke otomatis, perlahan terus lama-lama kan menyebar. Pemerintah kan saat ini baru merencanakan mobil listrik, kalau kita lihat di dunia, ini engga bisa langsung sekaligus, karena kan kondisinya berbeda-beda. Di Indonesia ini juga kan diterapkan secara bertahap dan terus menerus," ujar Yohanes Nangoi, Ketua Umum Gaikindo saat kami temui di Makassar (10/9).
Nangoi mengapresiasi inisiasi mobil listrik yang saat ini dilakukan oleh pemerintah Indonesia dengan menjadikannya sebagai mobil operasional. Ia juga menyebut peralihan ke mobil listrik tidaklah mudah, maka semuanya memang harus pelan-pelan peralihan eranya.
"Saya lihat, memang kita harus lari ke mobil listrik karena suatu saat kendaraan konvensional akan ditinggalkan," imbuh Nangoi.
Dengan fokus menggenjot kampanye mobil listrik di Jakarta, Nangoi yakin dengan sendirinya daerah lain akan mengikuti. "Jadi, yang perlu dibereskan dulu itu ya Jakarta. karena di sana padat, polusi tinggi, pergerakan luar biasa. Ngapain Anda mengurusi yang namanya di Kupang, atau di Ambon. Mereka masih tenang-tenang saja kendaraaanya. Kenapa harus ribet, Jakarta saja dahulu berjalan," tukasnya.
"Jadi tolong dilihat secara positif, ngepain ngurusin di kota kecil. Jakarta saja dulu, daya beli ada, orang melek teknologi lebih banyak dan nanti bisa naik dan menyebar," tutup Nangoi.