Datsun terpantau semakin terpuruk dalam persaingan pasar otomotif lokal. Salah satu tandanya adalah berhentinya distribusi mobil non-LCGC mereka ke jaringan dealer. Ya, per September 2019 berdasar data wholesales Gaikindo, Datsun Cross tercatat tidak lagi masuk dealer.
Tanda-tanda berhentinya distribusi Datsun Cross secara menyeluruh sebenarnya sudah terlihat sejak Juli 2019. Varian dengan transmisi manual dari model city car Datsun ini sudah dihentikan distribusinya sejak bulan ketujuh. Sementara model dengan tranmisi CVT-nya masih bertahan sampai bulan Agustus 2019 dengan angka wholesales 223 unit kala itu.
Datsun Cross sendiri baru sebenarnya termasuk baru seumur jagung di pasar otomotif lokal. Masih teringat di memori kami, mobil ini meluncur di Indonesia pada sekitar Januari 2018. Merangkum perjalanan hidupnya, Datsun Cross bisa dibilang cukup miris. November 2018 angka wholesales-nya juga sempat kosong setelah bulan-bulan sebelumnya menujukkan penurunan dari distribusi Maret 2018 yang mencapai angka ribuan.
Harapan sempat muncul kala sampai Juni 2019 Datsun Cross ada di peringkat kedua penjualan city car. Namun ternyata dibanding kebangkitan hal ini lebih menyerupai 'dorongan terakhir' dari pabrikan melihat kondisinya saat ini.
Saat diminta keterangannya Head of Communication PT Nissan Motor Indonesia (NMI), Hana Maharani menjelaskan ini sebagai salah satu langkah penyesuaian yang perlu mereka ambil. "Kami melakukan review rencana produksi menyesuaikan dengan permintaan pelanggan dan tren pasar," terangnya.
Dia lantas menambahkan kalau saat ini mereka berfokus dengan segmen LCGC yang memang selama ini jadi andalan pabrikan adik Nissan ini. "Kita melakukan saat ini prioritas produksi kami adalah Datsun GO dan GO+," tambahnya.
Namun saat ditanya apakah ini berarti Datsun Cross disuntik mati, Hana menolak menjawab dan enggan mengomentari hal yang bersikap spekulatif. Jawaban yang sama juga dilontarkan saat ditanya mengenai nasib Datsun di Indonesia.
Merangkum sedikit perjalanan Datsun selama beberapa waktu belakangan memang tidak bisa dikatakan manis. Pada paruh pertama tahun 2019, secara keseluruhan penjualan mereka turun drastis kalau dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Hal ini diperparah lagi dengan tidak adanya produk baru ataupun inovasi besar yang meraka tawarkan dalam satahun belakangan.