Kementerian Perindustrian menerima hasil riset dan studi mobil listrik atas dukungan Toyota Indonesia. Riset yang dilakukan oleh kalangan akademisi yang terdiri dari Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Universitas Gadjah Mada (UGM) itu menggunakan 6 unit Toyota Prius Prime, 6 unit Toyota Prius dan 6 unit Toyota Altis. Namun hasil riset ini baru lah tahap pertama.
Dari hasil riset dan studi ini, nantinya akan dijadikan masukan bagi pemerintah dalam menerapkan kebijakan dan pentahapan teknologi mobil listrik di Indonesia. Pemerintah sendiri, menargetkan dapat memproduksi sebanyak 20% kendaraan Low Carbon.
Pada kesempatan ini, Dr. Ir. Agus Purwadi, MT perwakilan dari Lembaga Afiliasi Peneliti dan Industri (LIPI) ITB mengungkapkan, agar lebih efektif, penggunaan kendaraan tipe PHEV, selain fasilitas pengisian kendaraan di rumah tangga, juga perlu di siapkan di area kantor maupun fasilitas publik atau umum.
Kemudian, untuk lebih meredukasi faktor emisi dari penggunaan kendaraan tipe ICE, HV dan PHEV maka dapat dikaji penggunaan BBM yang dicampur dengan biotanol.
“Khusus untuk PHEV maka supply energy listriknya bisa dibantu dengan pemanfaatan energi terbarukan, seperti air, surya dan angin,” ungkap Agus.
Tak hanya itu, Agus mengharapkan dari kajian Preliminary user experience ini diharapkan dapat disempurnakan oleh peneliti berikutnya terutama dalam pengembangan konsep desain mobil Prius berdasarkan pendekatan penggunaan di Indonesia.
“Kajian UX (user experience) juga dapat dikembangkan dengan melakukan eksperimen visual dengan dengan melanjutkan prinsip desain yang telah di rancang dengan tingkat detail yang lebih tinggi serta item yang lebih komperhensif,” tutupnya.
Kementerian Perindustrian dan Toyota memang sengaja melakukan riset dan studi secara komprehensif tentang pentahapan teknologi electrified vehicle di dalam negeri. Langkah ini akan menjadi masukkan bagi pemerintah menerapkan kebijakan pengembangan kendaraan listrik, sehingga target 20 persen untuk produksi kendaraan emisi karbon rendah (low carbon emission vehicle / LCEV) tahun 2025 dapat tercapai.
Reporter: Yuda